• Home
  • About
  • Galeri
  • Buku
  • Pengalaman
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

PEYHOME

HIDUPAKN HIDUPMU!

PERAN ADMINISTRASI BAGI MASYARAKAT
Oleh: Paelani Setia
Image result for administrasi


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan kehidupan masyarakat semakin hari semakin bertambah. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia sebagai salah satu anggota masyarakat, kebutuhannya pun akan semakin bertambah. Kebutuhan yang bertambah ini akan membawa pemenuhan persoalan pemenuhannya. Perkembangannya membawa tuntutan-tuntutan masyarakat yang meningkat. Tuntutan-tuntunan ini membutuhkan jawabannya. Jika jawabannya tidak sepadan dengan perkembangan tersebut, maka terdapat ketidakpuasan. Disinilah peran besar yang harus dilalui oleh mereka yang mengatur masyarakat atau birokrasi, mereka diminta berpikir, menganalisis, mencari, dan mengajukan solusi pemecahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Peran besar tersebut harus diselesaikan dengan ketentuan yang sudah ditentukan sehingga tidak ada kecacatan dalam penyusunannya, disinilah peran administrasi harus berfugsi dengan baik (Miptah Thoha, 1986:54)
Dalam perkembangan kehidupan manusia modern saat ini, administrasi menjadi sesuatu yang umum dan kebiasaan di masyarakat. Bagaimana tidak, setiap hari masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan administrasi, ketika mengurusi KTP, SIM, Paspor, Visa, atau bahkan sesuatu yang rutin dilakukan oleh masyarakat meski mereka tidak menyadari apa yang dilakukannya adalah proses administrasi, seperti membayar belanja di kasir, mencatat berbagai kebutuhan rumah, atau bahkan bertukan pesan di handhpone atau smartphone. Administrasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena semakin kompleksnya kebutuhan yang ada dan harus dipenuhi, dan bersamaan dengan otak manusia yang terbatas dan tidak bisa banyak mengingat sesuatu sehingga jalan terakhir adalah proses administrasi yang tujuan utamanya adalah data yang bisa digunakan dan disimpan dalam jangka waktu yang panjang.
Berbanding dengan hal tersebut, tidak sedikit atau bahkan kebanyakan masyarakat yang tidak menyukai apa yang namanya administrasi. Mereka menganggap bahwa administrasi itu adalah sesuatu yang menyulitkan dan dan dianggap gampang-gampang susah. Hal tersebut beralasan memang, karena faktalah yang berbicara dan yang dirasakannya demikian. Birokrasi yang ada sering membuat kebingungan terhadap administrasi yang diberikan kepada masyarakat. Itu pun diluar dari kesadaran akan administrasi warganya atau pun sosialisasi yang kurang. Oleh karena itu, banyak warga masyarakat yang mengabaikan administrasi dan memilih jalan tengah yaitu dengan salam tempel atau sekadang melicinkan proses administrasi. Itu pun menjadi sesuatu yang tidak aneh di masyarakat, padahal hal demikian adalah perbuatan yang salah, dan bisa berdampak negatif, baik kepada birokrasi ataupun kepada masyarakatnya langsung.
Menanggapi hal tersebut, tentunya bisa diperbaiki dengan usaha dan kerjasama antar elemen masyarakat, sehingga mampu menciptakan proses administrasi yang baik dan mendidik terhadap masyarakat. Inilah yang mampu menggugah ketertarikan saya untuk membahas dalam sebuah makalah, dengan tema pentingnya administrasi bagi masyarakat, yang berjudul Peran Administrasi Bagi Masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Sadar akan pentingnya administrasi perlu ditalar belakangi dengan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat luas sebagai tolak ukur berfungsinya administrasi, maka saya menyimpulkan rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu, bagaimana peran penting administrasi bagi masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini agar para pembaca bisa menambah pengetahuan tentang administrasi yang dilakukan dalam proses kehidupan sehari-hari. Selain itu, diharapkan pula para pembaca bisa mengaplikasikan peran penting dari proses administrasi sebagai suatu wadah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


PEMBAHASAN
A. Ilmu Administrasi dalam Masyarakat
Administrasi dalam arti sempit. Menurut Soewarno Handayaningrat mengatakan Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda) yaitu meliputi kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (1988:2). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan ketatausahaan yang meliputi kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi serta mempermudah memperoleh informasi kembali jika dibutuhkan (Sondang P. Siagian, 1992:2).
Tidak dapat disangkal dan harus mendapat pengakuan bahwa perkembanganilmu administrasi telah berhasil memberikan kesejahteraan yang luar biasa dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, berorganisasi, maupun dalam kehidupan bernegara. Ilmu administrasi selalu mengisyarakatkan kepada manusiauntuk bekerja secara efisien dan efektif dalam memfungsikan aktivitas pemikiran atau otak ketimbang dengan tenaga atau otot (Makmur, 2008:6).
Masyarakat sangat identik sekali dengan proses timbal balik atau hubungan yang diantara mereka (interaksi sosial). Dalam suatu interaksi masyarakat akan berperilaku sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.interaksi tersebut juga akan menghasilkan suatu kerjasama dan manajemen, dengan demikian asministrasi akan menghasilkan kegiatan kerja sama yang dilakukan orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan semberdaya-sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Ulbert Silalahi, 2016:11).

B. Peran Penting Administrasi dalam Kehidupan Masyarakat
Jika administrasi diartikan sebagai rangkaian kegiatan kerjasama manusia untuk mencapai tujuan, ini berarti bahwa fenomena kegiatan kerja sama sebagai objek kajian ilmu administrasi hamper dijumpai dalam setiap aspek kehidupan manusia. Lagi pula, perkembangan teknologi dna ilmu, tuntutan akan efisiensi dan efektivitas kerja, tuntutan akan kompleksitas kebutuhan manusia, keterbatasan sumbersaya, mendorong manusia dan organisasi untuk melakukan kerja sama dalam berbagai sektor kegiatan.
Dunia terus berkembang, masyarakat terus maju dalam segala perubahannya seiring dengan semakin berkembangnya berbagai persoalan yang paling mendasar bagi kehidupan manusia yang tidak pernah dapat terselesaikan secara memuaskan dan tuntas. Sehingga untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi setiap orang, organisasi, Negara, dan bangsa melakukan kerjasama. Dan masalah-masalah yang timbul dari fenomena kerjasama dapat dianalisis dan dipecahkan melalui studi administrasi. Pelaksanaan pembangunan, transportasi, dan perhubungan, stabilitas nasional, kemajuan ekonomi dan lain-lain, berlangsung melalui proses pengelolaan secara administratif (Ulbert Silalahi, 2016:24).
Bahwa administrasi Negara ataupun public besar sumbangannya dalam proses kemajuan dan peradaban manusia. Orang mengatakan, ada atau tidaknya, kacau atau teratur, hilang atau terpeliharanya peradaban manusia bergantung pada ada atau tiadanya administrasi. Jika Wallace B. Donhan mengatakan, if civilization breakdown, it will be mainly a breakdown of administration, maka Paul Pigors mengatakan: Administration, therefore, the stabilizers the guardians of tradition (Lepawsky, 1966).
We live in an administrative age, kata Corson dan Horris (1963). Dunia modern adalah dunianya administrasi, kata Prajundi Atmosudirjo (1980). Makanan kita makan, pakaian kita pakai, barang-barang kita beli, jalan-jalan dan jalan besar kita gunakan, mobil-mobil kita tumpangi, dan banyak pelayanan kita peroleh, pendidikan, medis, hiburan, rekreasi, dan lain-lain, menjadi mungkin oleh administrasi. Fayol juga mengakui, bahwa setiap pekerja dalam suatu pekerjaan—worker, foreman, shop manager, head of division, head of department, manager, head of state departemet—mengambil bagian kecil atau besar dalam kerja administrasi (Lepawsky, 1966).
Albert Lepawsky (1966), menunjukkan enam peran penting administrasi dalam kehidupan dan perkembangan masyarakat.
1. Administrasi Merupakan Kepentingan Universal (The Universal Importance of Administration)
Bahwa administrasi sebagai studi ilmiah yang serius diperlihatkan dari disintegrasi bagi kurangnya abilitas administrative (administrative ability) dan efisiensi manajerial (managerial efficiency) terutama pada periode hingga Perang Dunia II. Fayol mengatakan, melalui pengetahuan administrasi kita mengerti perencanaan, organisasi, komando, koordinasi dan control, yang menjadi dasar-dasar untuk tenaga kerja (workman). Dengan demikian, tiap orang mempunyai kebutuhan akan administrasi, sehingga administrasi adalah subjek dari kepentinngan universal.
2. Administrasi sebagai Peran Stabilisasi Masyarakat (The Stabilizing Role of Administration Society)
Meskipun para penulis sepakat akan pentingnya administrasi tapi ada perbedaan pendapat tentang derajat kepentingan. Paul Pigors menganggap, bahwa fungsi primer administrasi adalah untuk stabilisasi institusi-institusi social.
3. Administrasi Berperan bagi Perubahan Sosial (The Role Administration of Social Change)
Brook Adam mengatakan, bahwa fungsi pokok dari administrasi adalah menjamin stabilitas sosial dengan menyediakan fasilitas bagi perubahan sosial.
4. Ancaman Manajemen Revolusi (The Threat of a Managerial Revolution)
Pandangan James Burnham, bahwa kualitas esensial dari emerging society adalah dalam hal karakter manajemennya; bahwa dalam kenyataannya manajer-manajer mempunyai kesiapan untuk taken over masyarakat modern.
5. Administrasi sebagai Kunci Masyarakat Modern (Administration as the Key to Modern Society)
Charles A. Beard mengatakan, masyarakat modern adalah masyarakat besar. Setiap perusahaan dalam masyarakat besar atau masyarakat modern tenang dibawah administrasi. Administrasi merupakan kunci untuk pengabdian kekuasaan dalam masyarakat besar.
Selanjutnya, pentingnya studi dan peranan administrasi juga disebabkan:
1. Dalam kehidupan masyarakat modern, terjadi perubahan pola kehidupan di segala bidang menjadi pola kehidupan berdasarkan kerjasama keorganisasian.
2. Pola kehidupan keorganisasian (organizational life) ini berkaitan dengan pola kehidupan modern dan tata cara berpikir serta bekerja secara rasional.
3. Cara berpikir dan bekerja secara rasional ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
4. cara berpikir modern dan bekerja secara rasional dimaksudkan untuk menghasilkan keefektifan (effectiveness) dan keefisienan (efficiently) pencapaian tujuan.
5. Berpikir dan bekerja secara rasional dengan teknologi modern dan dengan pola kehidupan berorganisasi modern kea rah efisiensi dan efektivitas memerlukan administrasi (Prajudi Atmosudirjo, 1980: 24).
Bahwa studi administrasi tidak lain adalah studi tentang efektivitas dan efisiensi kerja dalam kerja sama keorganisasian (organizational coorperation) atau insures the continuance of the existing order with a minimum of effort and risk (Lepawsky, 1966), dalam pencapaian tujuan. Jika efektif berarti tujuan atau sasaran yang ditetapkan tercapai tepat pada waktunya, maka efisiensi berarti hasil atau output yang dicapai lebih besar dari sumber-sumber dan biaya atau input yang digunakan. Atau minimasi biaya dan maksimisasi biaya. Dengan kata lain efisien berarti output > input atau input < output.
Luther Gullick (Luther Gullick dan Lindal Urwick, 1937), mengatakan:
In the science of administration wether public or privat, the basic “good” is efficiently. The fundamental objective of the science of administration is least expenditure of manpower and material. Efficienly is thus axiom numbet one in the value scale of administration.
Administrasi telah lebih banyak dipelajari sebagai suatu hal yang bisa memberikan pelayanan terhadap pemberian saran kebijaksanaan kepada menteri. Konsekuensi yang dirasakan bagi suatu Negara diantaranya adalah: 1) menjembatani pemisahan kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislative; dan 2) menciptakan hubungan kerja sama yang lebih efektif diantara pemerintahan nasional, Negara bagian, susunan pemerintahan local yang luas, dan integrasi kekuasaan eksekutif dalam eksekutif sendiri pada tiap tingkat pemerintahan.


SIMPULAN
Berbagai kebutuhan masyarakat modern seperti sekarang ini sangat membutuhkan administrasi. Setiap hari masyarakat tidak bisa melewatkan administrasi sebagai suatu proses kebiasaan sehari-hari. Administrasi sangat berperan sekali bagi masyarakat, diantaranya adalah untuk mempermudah suatu pekerjaan, organisasi, menghimpun data, kegiatan surat menyurat, serta memperlancar proses kemudahan suatu birokrasi atau institusi.
Ilmu administrasi sudah mencakup hal-hal penting dalam kehidupan masyarakat ini. Administrasi mampu menanggapi isu-isu pokok dalam masyarakat dan mampu memformulasikan ke dalam suatru rumusan kebijaksanaan, serta cakap melaksanakan kebijakan tersebut dalam kehidupan sehari hari. Keteraturan kehidupan masyarakat menjadi acuan suksesnya ilmu administrasi sehingga mampu menunjang kehidupan yang beretika.


DAFTAR PUSTAKA
Lepawsky, Albert.1966. Administration is a Science. New Orland: PGA Oxlad.
Thoha, Miptah.1986. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi. Jakarta: Rajawali.
Makmur. 2006. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, Sondang P. 1992. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Silalahi, Ulbert. 2016. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



Sihir yang diperbolehkan, yang bisa memikat hati orang lain dan memperdaya kalbunya adalah senyuman. Sebagaimana diwasiatkan oleh Rasulullah Saw. dan dianjurkan oleh orang-orang pandai dan bijak.
Senyuman yang tulus merupakan salah satu unsur penting dalam hubungan manusia. Juga dalam membentuk persahabatan yang kekal, menjalin ikatan kekeluargaan dan dalam semua hubungan kemanusiaan… antara saudara dengan saudaranya, antara teman dengan temannya, antara pebisnis dengan rekan bisnisnya, antara pemimpin dengan bawahan. Itu, karena senyuman menunjukkan rasa cinta dan senang kepada orang yang mendapatkannya. Senyuman laksana surat cinta yang tulus kepada orang yang menerimanya.
Rasulullah Saw. telah menganjurkan orang muslim untuk menerima saudaranya dengan muka yang ceria dan ramah. Telah diriwayatkan dari sabda beliau, “Jangan anggap remeh kebaikan sekecil apapun, walaupun hanya berupa senyuman yang engkau berikan kepada saudara yang engkau temui.” [1]
Rasulullah Saw. senantiasa tersenyum bila bertemu dengan sahabat-sahabatnya, hingga Abdullah bin al-Harits bin Hazm berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang paling murah senyum, selain Rasulullah Saw.” [2]
Senyuman merupakan pembendaharaan yang mahal. Namun Anda tidak perlu mengeluarkan satu rupiah pun atau satu dolar pun untuk mendapatkannya. Senyuman adalah kunci segala kebaikan dan penutup semua kejelekan, senyuman memiliki pengaruh ajaib dan efek yang menakjubkan. Senyuman tidak mungkin ditinggalkan bagi orang yang ingin mendapatkan perhatian orang lain.
Banyak sekali perusahaan terkenal yang mewajibkan pegawainya yang banyak berhubungan dengan public untuk tersenyum, supaya menarik pelanggan dan bisa memberikan kepuasan konsumen.
Rasulullah Saw. bersabda, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi).
Pepatah Cina menyebutkan, “Manusia yang tidak bisa tersenyum, sebaiknya jangan membuka took.” [3]
Swapp—direktur salah satu perusahaan baja di Amerika, penghasilannya satu milyar dolar pertahun—mengatakan, “Senyumanku telah memberiku satu milyar.”[4]
Delil Karneigi berkata,”Aku telah bertemu dengan Morris Sevelle, actor Perancis yang namanya terkenal dimana-mana, wajahnya biasa saja bahkan cenderung tidak enak dipandang. Namun ketika tersenyum, aku melihat kesederhanaan dan ketulusan. Ternyata senyumannya inilah yang memikathati orang-orang yang melihat filmnya. Aku yakin, seandainya bukan karena senyumannya itu, niscaya Morris akan tetap menjadi tukang kayu yang tidak terkenal di salah satu tempat pembuatan meubel di Paris.” [5]
Senyuman laki-laki dan perempuan berbeda. Perempuan lebih banyak tersenyum daripada laki-laki. Ini bukan berarti bahwa perempuan lebih bahagia dari laki-laki, namun karena perempuan berharap lebih cantik dan menarik dengan senyumannya. Seringkali perempuan tersenyum, ketika dia merasa tertekan atau tidak tenang. Perempaun yang banyak tersenyum disebut sebagai perempuan dengan sifat kewanitaan yang sempurna, sedangkan laki-laki yang banyak tersenyum disebut sebagai orang yang social.
Apa pun sebabnya, sesungguhnya orang-orang yang tampil dengan senyuman dalam foto mereka dianggap lebih menarik dari orang-orang yang memiliki wajah keras dan beku. Karena itu, anak-anak yang tidak bisa tersenyum dengan baik, mereka akan ditinggalkan dan tidak diajak bermain oleh teman-temannya.
Di Amerika Serikat, adaprogram pelatihan khusus tentang keterampilan social yang mengajarkan kepada anak-anak terbuang dari pergaulan untuk tersenyum dengan hangat. Program ini telah berhasil dengan baik dalam membebaskan mereka dari sikap mengisolasi diri. [6]

Senyuman adalah Perangkap Hati
Pernahkah Anda melihat burung yang terjerat dalam perangkap?! Ya, burung itu akan menjadi tawanan si pemilik perangkap.
Demikian pula dengan halnya hati. Perangkap hati adalah senyuman. Ketika hati masuk dalam perangkap, maka akan menjadi tawanan pemilik perangkap. Senyuman adalah cara yang mudah untuk menangkap hati hati orang lain. Tidak membebani Anda dengan apapun, selain tersenyum dengan jujur dan tulus.
Sifat manusia adalah tertarik kepada orang yang menyebarkan senyuman kepada orang lain dengan tulus dan menjauhi orang yang cemberut dan bermuka masam. Wajah mengungkapkan rahasia-rahasia dan perasaan yang Anda sembunyikan dalam hati. Ekspresi-ekspresi wajah berbicara dengan suara yang lebih dalam pengaruhnya daripada suara mulut. Seakan-akan senyuman berbicara kepada Anda tentang pemiliknya, “Aku mencintsimu, dungguh engkau telah memberiku kebahagiaan, aku sangat bahagia melihatmu.”
Jangan Anda kira, saat saya berbicara tentang senyuman, itu hanya berupa tanda yang tampak dari bibir tanpa spirit dan rasaikhlas. Tidak, sama sekali tidak! Karena senyuman seperti ini tidak memberikan pengaruh kepada siapa pun. Namun, saat saya berbicara tentang senyuman yang hakiki. Senyuman yang keluar dari dasar jiwa Anda, itulah senyuman yang mendatangkan keuntungan yang besar di dunia dan akhirat.
Jadi, senyuman adalah kunci bagi semua hati… bahkan hati yang terkunci rapat sekali pun. Bila Anda melihat seorang bermuka masam dan cemberut, raut wajahnya menampakkan kedukaan dan sesuatu yang berat yang dipikirkannya, maka Anda harus tersenyum padanya. Pada gilirannya, dia akan membalas dengan senyuman tanpa disadari dan barangkali dia akan menjadi dekat Anda.
Di antara fakta yang penting, sesungguhnya senyuman yang tulus mengungkapkan pribadi yang lurus, sementara muka yang cemberut mengungkapkan pribadi yang sakit. Di antara kesimpulan yang berhasil diungkap oleh semua orang yang terjun dalam bidang pengobatan jiwa, bahwa ada hubungan yang jelas antara gerakan-gerakan yang tampak di raut muka dengan keselamatan atau gangguan mental seseorang, seperti mengerutkan dahi, menggigit bibir, menyipitkan kelopak mata dan semisalnya.” [7]
Hasil penelitian yang lain, ditambahkan, “Ketika manusia tersenyum, maka yang bekerja menggerakannya adalah 13 otot muka; sedangkan ketika cemberut maka yang menggerakannya adalah 47 otot. Jadi, mengapa Anda melelehkan diri dan syaraf Anda dengan cemberut?!
Jadikan senyuman merupakan salah satu tanda kepribadian Anda! Senyuman yang indah akan menambah wajah semakin cantik dan bersinar, serta memberikan pengaruh yang efektif dalam hati, menyebarkan kebahagiaan dan kesenangan di antara teman dan sahabat dan di tempat-tempat pertemuan. Belajarlah untuk membebaskan diri dari kesedihan dan kedudukan, karena kesedihan menyebabkan muka cemberut, raut wajah suram dan bibir masam.” [8]
Sudah pasti, Anda akan bisa mendapatkan seorang teman pun, selama Anda bermuka masam dan cemberut ketika berhadapan dengan orang lain. Sedangkan, bila senyuman menjadi salah satu tanda kepribadian Anda, maka Anda akan mendapatkan ratusan bahkan ribuan teman. Tidak ada hal lain yang harus Anda lakukan, selain mencoba! Percobaan adalah sebaik-baik bukti.
Bila senyuman bisa mencetak kesuksesan, maka muka masam akan mendatangkan kegagalan. Sebagaimana ditegaskan dalam kisah berikut, “Para karyawan salah satu supermarket di Paris meminta kenaikan gaji, namun pemilik supermarket bersikeras menolaknya. Maka para pegawai sepakat untuk tidak tersenyum kepada para pelanggan dan pembeli, sebagai bentuk protes kepada pemilik supermarket. Ternyata tindakan para pegawai tersebut, mengakibatkan penurunan omzet sekitar 60% selama seminggu dari rata-rata pemasukan pada minggu-minggu sebelumnya.” [9]
Oleh karena itu, manusia yang tidak mengetahui bagaimana tersenyum, maka dia tidak akan mampu membuka hati satu manusia pun.
Senyuman yang jujur, hangat dan muncul dari hati adalah salah satu rahasia kesuksesan. Senyuman seperti itu menjadi kunci pembuka hati dan menjadi symbol kasih sayang.
Untuk itu, saya katakana kepada Anda, “Senyumlah! Selama Anda  masih bernafas.”



[1] Sahih Muslim, 2/446.
[2] Sunan Tirmidzi, 9/258.
[3] Delil Karneigi, h. 30.
[4] Ibid, h. 28.
[5] Ibid, h. 30.
[6] Ali al-Hammadi, jilid kedua, h. 26.
[7] Mahmud al-Bustani, 2/189.
[8] Muhammad Ratib al-Hallaq, h. 7.
[9] Abdullah Ahmad al-Yusuf, h. 158.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

         Telah dilakukan penelitian ilmiah tentang mendengar dan perannya dalam peningkatan kerja dan produktivitas. Penelitian ini ditujukan kepada beberapa direktur dan manajer perusahaan-perusahaan besar di wilayah Chicago, Amerika Serikat. Penelitian ini menghasilkan satu kesimpulan, yaitu tidak adanya perhatian para pemimpin untuk mendengarkan dengan baik, ketika berkomunikasi dengan bawahan-bawahan mereka.
Kemudia dilakukan eksperimen dan tes kepada ribuan anak didik dan ratusan bisnisman dan orang-orang professional, yang dilakukan di Universitas Minnesota, Amerika. Teknik pelaksaan tes itu berupa seorang diminta mendengarkan uraian singkat dari seorang  dosen. Kemudian orang yang mendengar tersebut ditanya tentang apa yang telah didengarnya. Hasil general yang didapatkan oleh tes tadi—dan dikuatkan pula oleh laporan penelitian oleh Universitas Florida dan Mchigan, setelah itu—menyimpulkan bahwa manusia normal hanya bisa mengingat setengah dari apa yang di dengarnya dan tidak banyak menaruh perhatian kepada cara mendengar. Manusia normal hanya bisa mengingat 25% dari apa yang di dengarnya setelah lewat dua bulan.
Penelitian-penelitian ilmiah juga membuktikan bahwa manusia normal akan melupakan setengah sampai sepertiga dari apa yang telah ia dengar hanya dalam waktu 8 jam setelah berlalunya, dan apa yang di dengarnya dan setengah sampai sepertiganya dalam waktu yang sesingkat dilupakannya ini, kuantitasnya melebihi kuantitas pembicaraan yang akan ia lupakan dalam waktu 6 bulan kedepan.
Perlu untuk di perhatikan, bahwa mayoritas pakar ilmu komunikasi, pendidikan, dan sosial berpendapat bahwa mendengar dengan baik adalah suatu keterampilan yang bisa diperoleh pendidikan dan latihan sistem pendidikan dan program-program latihan pengembangan sumber daya manusia harus memperhatikan hal tersebut. Mereka mengkritik sekolah-sekolah dan universitas-universitas yang hanya bisa menghasilkan lulusan-lulusan yang pandai berkomentar dan bicara, namun tidak tahu bagaimana mendengarkan orang lain dengan baik. Padahal masyarakat lebih membutuhkan orang yang menguasai keahlian mendengar dengan baik daripada orang yang pandai berkomentar dan banyak bicara.
Telah terbukti, bahwa pendengar yang baik, bukan selalu orang yang bodoh, karena tidak ada bedanya antara orang yang pandai dan kurang pandai dalamhal ini. Kemampuan mendengar orang lain tidak terkait sama sekali dengan kepandaian. Namun ia terkait dengan keterampilan-keterampilan tertentu yang bisa didapatkan melalui latihan dan percobaan. Keahlian-keahlian inilah yang menentukan kemampuannya untuk mendengar dengan baik.
Sebagaimana terbukti bahwa mayoritas manusia lebih banyak mengalami kesulitan memusatkan perhatian ketika mendengarkan orang lain daripada ketika berbicara atau mengekspresikan dengan raut muka dan bahasa tubuh. Kesulitan itu mengacu kepada fakta ilmiah yang mengatakan. “Sesungguhnya kita lebih cepat berpikir daripada berbicara.” Terbukti bahwa disaat kita mendengarkan orang lain, maka pikiran kita bekerja secara terus menerus dan mengalir dengan sangat cepat, sedangkan pada waktu yang sama, kata-kata yang diucapkan seseorang, prosesnya sedikit lebih lambat.”
Demikianlah, melalui penelitian yang intensif dan cukup lama yang dilakukan oleh para ilmuwan tentang kebiasaan mendengar pada setiap orang, mereka mendapatkan bahwa pendengar yang baik melakukan empat aktivitas otak dalam sebuah hubungan yang harmonis dan rapi. Setiap aktivitas tersebut berhubungan dengan orang yang lain sesuai dengan pembicaraan yang dipahami. Orang-orang yang mendengar memfokuskan pikiran terhadap pesan yang mereka terima dan hanya menyisakan waktu sedikit bagi akal untuk bermain-main di lorong-lorong pikiran. Empat aktivitas otak tersebut adalah:
1. Memikirkan pembicara secara langsung, mengasumsikan hasil-hasil pembicaraan dan mengira-ngira kesimpulannya.
2. Menimbang argumen dan bukti yang digunakan pembicara untuk mendukung ide-idenya.
3. Menampakkan dan merangkum secara langsung poin-poin pembicaraan terakhir.
4. Menerangkan kesesuaian pembicaraan dengan makna-makna yang tidak diungkapkan oleh kata-kata yang diucapkan. Hal itu dengan meneliti simbol-simbol hubungan, seperti ekspresi raut wajah, irama suara dan seterusnya.
Oleh karena itu, bila dibandingkan dengan kecepatan berbicara yang lain, kecepatan berpikir kita masih cukup memberikan kesempatan untuk melakukannya, butuh latihan-latihan, sebelum proses ini menjadi bagian aktivitas akal seseorang dan memberikan kemampuan mendengar yang baik padanya.  
Hasil-hasil penelitian juga membuktikan bahwa memahami ide, pikiran, atau konsepsi adalah suatu keterampilan yang merupakan karakter seseorang pendengar yang baik. Agar seseorang bisa memahami pikiran-pikiran orang lain, ia harus mengingat fakta-fakta yang darinya pikiran tersebut disimpulkan, sebagaimana pula agar dia dapat mengingat fakta-fakta dengan baik, dia juga harus memahami pikiran-pikiran orang lain.
Sebagaimana terbukti, bahwa kita hanya mendengar apa yang ingin kita dengarkan dan berpaling dari apa yang tidakingin kita dengarkan.
Ketika seseorang berbicara tentang tema yang disenangi oleh pendengar atau menarik perhatiannya, maka pendengar—dengan tanpa sadar—menerima begitu saja segala hal yang disampaikan oleh pembicara, seperti fakta-fakta, fakta yang belum lengkap, bahkan ilusi dan hayalan. Ini artinya, di saat seperti itu unsur perasaan dan emosilah yang menjadi filter dan penyeleksi kata-kata.
Dari sini, para ilmuwan menemukan bahwa otak pendengar yang baik akan bekerja dalam arah yang berlawanan, ketika ia mendengar sesuatu yang bertentangan dengan visi, orientasi, akhlak dan tujuan atau mentalnya. Ketika seseorang mendengar perkataan yang sesuai dengan perasaan dan hawa nafsunya dia mendapatkan kenikmatan dan kesenangan dalam mendengarkannya. Dia akan menerima segala sesuatu dengan senang hati. Jiwanya memberikan cuti kepada kemampuan-kemampuan kritis dan penolakan, karena apa yang di dengarnya mendapatkan sambutan dan respon positif dalam dirinya. Oleh karena itu, para pakar memberikan nasihat, agar tidak terburu-buru dalam memvonis ketika seseorang sedang berbicara. Hal ini menuntut adanya control diri. Pada awalnya, hal ini sangat sulit. Namun dengan kemauan yang keras dan instrospeksi diri hal itu dapat diwujudkan. Demikian pula, penelitian tersebut memberikan nasihat tentang pentingnya memahami semua bagian pembicaraan dan menahan diri dari memberi penilaian final. Setelah semua bagian pembicaraan diungkapkan dan menilainya secara netral, barulah seseorang dapat mengungkapkan vonisnya.
Para ilmuwan yang tergabung dalam penelitian ini menyatakan, jika kita melatih akal kita untuk mencari ide-ide yang membuktikan kesalahan kita, seperti halnya kita melatihnya untuk mencari ide-ide yang mendukung kebenaran kita, maka kita akan jarang sekali bisa bersikap mengabaikan apa yang disampaikan orang lain kepada kita.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Related image
setiapaelani66.blogspot.com/petakumpetkeadilan
Mempermainkan Keadilan di Negeri Ini
Gonjang-ganjingnya hukum di negeri ini semakin memperlihatkan tajinya. Keadilan yang harusnya menjadi puncak pencapaian hukum malah menjadi mainan petak umpet oknum penguasa. Betapa tidak, negara yang mengusung konsep Negara Hukum ini masih jauh dari rasa adil penghuninya. Hukum menjadi alat untuk topeng-topeng politik antar golongan, sehingga setiap hari masyarakat dihadapkan pada kebingungan tentang hukum di negerinya sendiri.
Paceklik kasus penodaan agama oleh Ahok seakan-akan tidak menemui titik temu, hukum hanya membisu dan kebingungan menentukan bersalah atau tidak. Hal tersebut diperparah dengan blokade politik dan berbagai kepentingan pilkada oleh sekelumit golongan. Pro kontra pun terus bermunculan, fitnah semakin menambah rumit persoalan, dan akhirnya perpecahan pun mulai dirasakan. Tak tanggung-tanggung orang yang pro Ahok bahkan sampai-sampai menghina Ulama, padahal ia adalah seorang Muslim. Dan yang paling parah banyak pemuka agama Islam yang bahkan pro terhadap Ahok, dan Menteri sekalipun tidak bisa memberhentikannya padahal sudah jelas termaktub dalam UUD 1945. Super sekali Ahok ini.
Inilah yang dihadapkan apabila sang penista agama terus dibiarkan, sidang yang digelar hanya mengulur waktu saja yang tak jelas tujuannya, hanya menimbulkan fakta yang tidak perlu, atau bahkan mungkin ingin mendapatkan Rekor MURI sebagai proses sidang terlama. Apalah namanya kalau bukan keadilan yang di permainkan.






Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
AKAR HISTORIS KONSEP KOTA DALAM MASYARAKAT MUSLIM
A. KONSEP HADHARAH DAN BADAWAH IBNU KHALDUN
Ibn Khaldun berpendapat bahwa ada faktor lain pembentuk Negara (daulah), yaitu ‘ashabiyah. Teorinya tentang ‘ashabiyah inilah yang melambungkan namanya dimata para pemikir modern, teori yang membedakannya dari pemikir Muslim lainnya. ‘Ashabiyah mengandung makna Group feeling, solidaritas kelompok, fanatisme kesukuan, nasionalisme, atau sentimen sosial. Yaitu cinta dan kasih sayang seorang manusia kepada saudara atau tetangganya ketika salah satu darinya diperlakukan tidak adil atau disakiti. Ibn Khaldun dalam hal ini memunculkan dua kategori sosial fundamental yaitu Badawah (komunitas pedalaman, masyarakat primitif, atau daerah gurun) dan Hadharah (kehidupan kota, masyarakat beradab). Keduanya merupakan fenomena yang alamiah dan Niscaya (dharury) (Muqaddimah: 120). Penduduk kota menurutnya banyak berurusan dengan hidup enak. Mereka terbiasa hidup mewah dan banyak mengikuti hawa nafsu. Jiwa mereka telah dikotori oleh berbagai macam akhlak tercela. Sedangkan orang-orang Badui, meskipun juga berurusan dengan dunia, namun masih dalam batas kebutuhan, dan bukan dalam kemewahan, hawa nafsu dan kesenangan (Muqaddimah: 123). Daerah yang subur berpengaruh terhadap persoalan agama. Orang-orang Badui yang hidup sederhana dibanding orang-orang kota serta hidup berlapar-lapar dan meninggalkan makanan yang mewah lebih baik dalam beragama dibandingkan dengan orang yang hidup mewah dan berlebih. Orang-orang yang taat beragama sedikit sekali yang tinggal di kota-kota karena kota telah dipenuhi kekerasan dan masa bodoh. Oleh karena itu, sebagian orang yang hidup di padang pasir adalah orang zuhud. Orang Badui lebih berani daripada penduduk kota. Karena penduduk kota malas dan suka yang mudah-mudah. Mereka larut dalam kenikmatan dan kemewahan. Mereka mempercayakan urusan keamanan diri dan harta kepada penguasa. Sedangkan orang Badui hidup memencilkan diri dari masyarakat. Mereka hidup liar di tempat-tempat jauh di luar kota dan tak pernah mendapatkan pengawasan tentara. Karena itu, mereka sendiri yang mempertahankan diri mereka sendiri dan tidak minta bantuan pada orang lain (Muqaddimah: 125).

Untuk bertahan hidup masyarakat pedalaman harus memiliki sentimen kelompok (‘ashabiyyah) yang merupakan kekuatan pendorong dalam perjalanan sejarah manusia, pembangkit suatu klan. Klan yang memiliki ‘ashabiyyah kuat tersebut dapat berkembang menjadi sebuah negeri (Muqaddimah: 120). Sifat kepemimpinan selalu dimiliki orang yang memiliki solidaritas sosial. Setiap suku biasanya terikat pada keturunan yang bersifat khusus (khas) atau umum (‘aam). Solidaritas pada keturunan yang bersifat khusus ini lebih mendarah-daging daripada solidaritas dari keturunan yang bersifat umum. Oleh karena itu, memimpin hanya dapat dilaksanakan dengan kekuasaan. Maka solidaritas sosial yang dimiliki oleh pemimpin harus lebih kuat daripada solidaritas lain yang ada, sehingga dia memperoleh kekuasaan dan sanggup memimpin rakyatnya dengan sempurna. Solidaritas sosial menjadi syarat kekuasaan (Muqaddimah: 131). Di dalam memimpin kaum, harus ada satu solidaritas sosial yang berada di atas solidaritas sosial masing-masing individu. Sebab, apabila solidaritas masing-masing individu mengakui keunggulan solidaritas sosial sang pemimpin, maka akan siap untuk tunduk dan patuh mengikutinya (Muqaddimah: 132). Bangsa-bangsa liar lebih mampu memiliki kekuasaan daripada bangsa lainnya. Kehidupan padang pasir merupakan sumber keberanian. Tak ayal lagi, suku liar lebih berani dibanding yang lainnya. Oleh karena itulah, mereka lebih mampu memiliki kekuasaan dan merampas segala sesuatu yang berada dalam genggaman bangsa lain. Sebabnya, adalah karena kekuasaan dimiliki melalui keberanian dan kekerasan. Apabila di antara golongan ini ada yang lebih hebat terbiasa hidup di padang pasir dan lebih liar, dia akan lebih mudah memiliki kekuasaan daripada golongan lain (Muqaddimah: 138).

Pendapat Ibn khaldun dalam hal ini tidak mengherankan, karena dia melakukan penelitian pada masyarakat ‘Arab dan Barbar khususnya yang memang menjalani kehidupan sukar dipadang pasir. Tujuan terakhir solidaritas adalah kedaulatan. Karena solidaritas sosial itulah yang mempersatukan tujuan; mempertahankan diri dan mengalahkan musuh. Begitu solidaritas sosial memperoleh kedaulatan atas golongannya, maka ia akan mencari solidaritas golongan lain yang tak ada hubungan dengannya. Jika solidaritas sosial itu setara, maka orang-orang yang berada di bawahnya akan sebanding. Jika solidaritas sosial dapat menaklukan solidaritas lain, keduanya akan bercampur yang secara bersama-sama menuntun tujuan yang lebih tinggi dari kedaulatan. Akhirnya, apabila suatu negara sudah tua umurnya dan para pembesarnya yang terdiri dari solidaritas sosial sudah tidak lagi mendukungnya, maka solidaritas sosial yang baru akan merebut kedaulatan negara. Bisa juga ketika negara sudah berumur tua, maka butuh solidaritas lain. Dalam situasi demikian, negara akan memasukkan para pengikut solidaritas sosial yang kuat ke dalam kedaulatannya dan dijadikan sebagai alat untuk mendukung negara. Inilah yang terjadi pada orang-orang Turki yang masuk ke kedaulatan Bani Abbas (Muqaddimah: 139-140). Aka tetapi hambatan jalan mencapai kedaulatan adalah kemewahan. Semakin besar kemewahan dan kenikmatan mereka semakin dekat mereka dari kehancuran, bukan tambah memperoleh kedaulatan. Kemewahan telah menghancurkan dan melenyapkan solidaritas sosial. Jika suatu negara sudah hancur, maka ia akan digantikan oleh orang yang memiliki solidaritas yang campur di dalam solidaritas sosial (Muqaddimah: 140). Menurut Ibn Khaldun apabila suatu bangsa itu liar, kedaulatannya akan sangat luas. Karena bangsa yang demikian lebih mampu memperoleh kekuasaan dan mengadakan kontrol secara penuh dalam menaklukan golongan lain (Muqaddimah: 145). Tujuan akhir dari solidaritas sosial (‘ashabiyyah) adalah kedaulatan. ‘Ashabiyyah tersebut terdapat pada watak manusia yang dasarnya bisa bermacam-macam; ikatan darah atau persamaan keTuhanan, tempat tinggal berdekatan atau bertetangga, persekutuan atau aliansi, dan hubungan antara pelindung dan yang dilindungi. Khusus bangsa Arab menurut Ibn Khaldun, persamaan Ketuhananlah yang membuat mereka berhasil mendirikan Dinasti. Sebab menurutnya, Bangsa Arab adalah Bangsa yang paling tidak mau tunduk satu sama lain, kasar, angkuh, ambisius dan masing-masing ingin menjadi pemimpin. ‘Ashabiyyah yang ada hanya ‘ashabiyyah kesukuan/qabilah yang tidak memungkinkan mendirikan sebuah dinasti karena sifat mereka. Hanya karena Agama yang dibawa oleh Nabi mereka akhirnya bisa dipersatukan dan dikendalikan (Muqaddimah: 151). Tetapi menurutnya pula, bahwa motivasi Agama saja tidak cukup sehingga tetap dibutuhkan solidaritas kelompok (‘ashabiyyah). Agama dapat memperkokoh solidaritas kelompok tersebut dan menambah keampuhannya, tetapi tetap ia membutuhkan motivasi-mativasi lain yang bertumpu pada hal-hal di luar Agama (Muqaddimah: 159). Homogenitas juga berpengaruh dalam pembentukan sebuah Dinasti yang besar. Adalah jarang sebuah Dinasti dapat berdiri di kawasan yang mempunyai beragam aneka suku, sebab dalam keadaan demikian masing-masing suku mempunyai kepentingan, aspirasi, dan pandangan yang berbeda-beda sehingga kemungkinan untuk membentuk sebuah Dinasti yang besar merupakan hal yang sulit. Hanya dengan hegemonitas akan menimbulkan solidaritas yang kuat sehingga tercipta sebuah Dinasti yang besar (Muqaddimah: 163). Dalam kaitannya tentang ‘ashabiyyah, Ibn Khaldun menilai bahwa seorang Raja haruslah berasal dari solidaritas kelompok yang paling dominan. Sebab dalam mengendalikan sebuah negara, menjaga ketertiban, serta melindungi negara dari ancaman musuh baik dari luar maupun dalam dia membutuhkan dukungan, loyalitas yang besar dari rakyatnya. Dan hal ini hanya bisa terjadi jika ia berasal dari kelompok yang dominan.

B. SEJARAH LAHIRNYA KOTA MEKKAH DAN MADINAH

1. Kota Mekkah al-Mukarramah ; ( yang ramai dengan tangis dan thowaf keliling Ka’bah )
Kata Mekkah/Makkah/Bakkah yang berarti tempat yang padat dan ramai, karena banyaknya orang yang thowaf dan menangis sekeliling Ka’bah. Kota Mekkah adalah kota pertama yang ada di dunia, setelah itu kota Madinah, lalu Baitul Maqdis.
Sejak awal kota Mekkah menjadi kota pertemuan setiap manusia, baik dalam berdagang ataupun beribadah, sehingga kota Mekkah menjadi kota Metropolitan yang ramai dengan bisnis dan ibadah. Hal ini telah tergambar oleh kebiasaan penduduknya (Bani Quraisy) yang dikisahkan dalam surat Quraisy, tentang hoby berdagang orang Quraisy yang tidak mengenal musim dan tempat.
Di Mekkah terdapat bangunan pertama di dunia (Ka’bah) sebagai kiblat ibadah dan Gunung pertama di di dunia (Jabal Abi Qubais) yang berhadapan dengan Bab, Salaam. Selain itu terdapat Sumur Zamzam (hasil tawakkal yang benar dari keluarga Ibrahim AS), dan di sebelahnya terdapat Maqom Ibrahim (tempat berpijak Ibrahim) saat meninggikan bangunan Ka’bah bersama Isma’il putranya. (tafsir surat al-Imran ayat 56)
Mekkah adalah kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil menyelamatkan manusia dari segala kemusyrikan kepada Tauhid (Peng-Esaan Allah), kota yang sangat dicintai karena terdapat Rumah Allah dan Masjidil Haram, dimana nilai kebaikan beribadah disitu 100.000 kali daripada kebaikan ibadah di tempat lain di dunia ini. Dan Mekkah menjadi kota yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW, beliau tidak akan keluar dari Mekkah kalau tidak diusir oleh kaumnya, sehingga begitu bahagianya Rasul ketika mampu menduduki kota Mekkah pada tahun ke 9 hijriah. Dan selogan yang beliau dengungkan adalah “al-yauma yaumul marhamah la yaumul malhamah” (hari ini adalah hari kasih sayang bukan hari pembalasan).

والله إنك لخير ارض الله, واحب ارض الله الى الله, ولولا أني أخرجت منك لمَا خرجتُ
Artinya : Demi Allah sesungguhnya engkau (makkah) adalah bumi Allah yang paling baik dan tanah yang paling dicintai Allah, andaikan aku tidak diusir darimu, niscaya aku tidak akan mening-galkanmu.(H.R. Ahmad).

Kemuliaan kota Mekkah juga berkat do’a Ibrahim ketika beliau masuk kota Mekkah untuk menitipkan putra kesayangannya Isma’il (bayi) bersama istrinya Siti Hajar di lembah yang tandus, sebaimana dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 35-37 ;
“Dan ingatlah saat Ibrahim berkata (kepada Tuhannya) ya Tuhan jadikanlah negeri ini (Mekkah) negeri yang aman, dan jauhkan aku serta keturunanku dari menyembah berhala  Ya Tuhan sesungguhnya menyembah berhala itu telah menyesatkan banyak manusia, maka siapa saja yang mengikutiku maka dia adalah umatku dan siapa saja yang mengingkariku sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang  Ya Tuhan kami kini aku titipkan keturunanku di sebuah Lembah yang kering kerontang di depan RumahMu (Ka’bah), agar mereka menegakkan shalat dan jadikan hati-hati manusia tertuju kepada mereka serta anugerahkan mereka rizqi berupa buah-buahan agar mereka bersyukur “
Sehingga sampai saat ini kota Mekkah dengan penduduknya akan tetap aman dan sejahtera, bahkan kata Nabi saw, bahwa dua kota di dunia yang tidak akan terkena bencana alam adalah Mekkah dan Madinah..Wallahu a’lam..

2. Kota Madinah al-Munawwarah ( yang bersinar dengan kemuliaan akhlak penghuninya )
Asal nama kota Madinah adalah Yatsrib yang berarti tajam dan tandus, sehingga lepas dari pantauan orang-orang Kafir Quraisy dalam menghalang-halangi hijrahnya para manusia telah terbukti bahwa Yatsrib sejak 500 tahun sebelum umat Islam hijrah telah terlebih dahulu orang-orang Yahudi yang terusir dari negeri Syam. Sehingga penduduk Yatsrib (Madinah) menjadi heterogen yaitu 3 qabilah Arab (Kaum Aus – Kaum Khozroj – Bani Najjar) dan 3 suku Yahudi ( Bani Qoinuqo’ – Bani Musthaliq – Bani Quraizhah ).
Madinah berlokasi di Arab Saudi

Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah bersama para pengikutnya, maka Yatsrib menjadi kota Madinah al-Munawwarah (kota yang terang benderang). Hal ini sesuai dengan do’a Rasulullah SAW saat masuk kota Madinah yang menjadi salah satu Haramain, yaitu:

«Ø§Ù„لهمّ إنَّ إبْرَاهِيمَ Ø­َرَّÙ…َ Ù…َÙƒَّØ©َ ÙˆَØ¥ِÙ†ِّÙŠ Ø­َرَّÙ…ْتُ الْÙ…َدِينَØ©َ Ù…َا بَÙŠْÙ†َ Ù„َابَتَÙŠْÙ‡َا Ù„َا ÙŠُÙ‚ْØ·َعُ عِضَاهُÙ‡َا ÙˆَÙ„َا ÙŠُصَادُ صَÙŠْدُÙ‡َا » .رَÙˆَاهُ Ù…ُسْÙ„ِÙ…

“Ya Allah sebagaimana Ibrahim telah memuliakan kota Mekkah, maka aku memuliakan kota Madinah antara kedua kampong (ujung)nya, dimana tidak boleh memotong pepohonannya dan tidak pula memburu binatang buruannya.”

Di Madinah ada mesjid Nabawi yang keutamaan shalat didalamnya 1000 kali daripada di mesjid lain di dunia, tatanan kehidupan yang Islami telah dibangun disini karena Madinah menjadi Ibu Kota Negara Islam pertama di dunia dimana hokum yang diterapkan adalah hokum Islam murni, karena dibawah kepemimpinan Rasulullah SAW yang amat sangat mulia dan bersahaja didepan kawan dan lawannya.

Madinah dikenal sebagai kota Anshor (penolong) dan hal itu telah diabadikan oleh Allah dalam surat al-Hasyr ayat 9 ; sehingga sampai saat ini masih terasa perbedaan suasana hidup di Mekkah denga hidup di Madinah. Lebih dari itu kalo kita kembali ke zaman Rasulullah SAW ternyata da’wah Rasul lebih kondusif dan berhasil ketika beliau hijrah ke Madinah, dan beliau telah berhasil mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Kaum Anshor sehingga menjadi kekuatan yang utuh dalam menjadikan Madinah sebagai Negara Islam.

Madinah kota perjuangan yang tidak sedikit menuntut pengorbanan harta dan diri demi tegaknya agama Allah, sehingga julukan Syuhada Badar, Uhud, Khondak, Tabuk dan lainnya adalah bukti sejarah perjuangan mereka yang menjadi kebanggaan dan saksi di kaherat nanti. Disini pula terdapat Makam Rasulullah SAW dan para Shahabat pilihan, sehingga terkesan kemulian Madinah karena prilaku dan akhlaq Rasulullah SAW yang sangat mulia, seperti pujian Allah tentang akhlak beliau dalam surat al-Qolam ayat 4.

Di Madinah pula syari’at Islam disempurnakan, baik tentang tuntunan Ibadah Mahdhah maupun Ibadah Mu’amalah, baik masalah perniagaan maupun perpolitikan, baik masalah pembinaan pribadi ataupun social kemasyarakatan. Kemuliaan tersebut dilengkapi dengan penjagaan Malaikat terhadap kota Madinah dari tangan-tangan jail manusia, bahkan betapa santunnya Imam Abu Hanifah ketika akan masuk kota Madinah namun belum dapat izin dari Imam Malik sebagai Imam Darul Hijrah sehingga membuat Imam Abu Hanifah menunggu berhari-hari di mesjid Bier Ali.

Dari Madinah ini Islam tersebar sampai ke seluruh penjuru dunia, dengan semangat perjuangan dan pengorbanan (jihad) para shahabat dan generasi penerusnya. Inilah Madinah Rasul yang sarat dengan ilmu Islam dan sumber-sumber syari’at Islam.

Assalamu’alaika ya Rasulallah, assalamu’alaika ya Habiballah, asyhadu annaka Abdullah wa Rasuluh, faqad addaita alamanah, wanashahta al ummah, wakasyafta al ghummah, wa jahadta fillah haqqa jihadih…. Insya Allah dalam waktu dekat bias Shalat di mesjid Al-Aqsha dengan 500 kemuliaan…. Wallahu a’lam bis-showaab…



C. TERMINOLOGI KOTA DALAM AL-QURAN


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Menilik 'Toleransi' Masyarakat Saat Ini
Interaksi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan, karena manusia fitrahnya sebagai makluk sosial (homo socius) yakni saling bergantung atau saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi antar individu akan menghasilkan suatu masyarakat dan akhirnya berwujud pada nilai-nilai sebagai hasil dari pemikiran bersama dalam kurun waktu tertentu. Hukum yang ada saat ini di Indonesia tidak lain adalah hasil buatan masyarakat Indonesia sendiri, dengan proses musyawarah yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Mereka sadar negara ini penuh dengan kebhinekaan sehingga hukum yang dibuat pun harus sesuai dan adil bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, bisa-bisanya masyarakat dibuat frustasi oleh hukum dan realitas sosial yang ada saat ini. Pertanyaannya, apakah hukum yang dibuat masih up to date sampai sekarang?

Terlepas dari gonjang-ganjingnya hukum di negeri ini, terlepas dari berbagai masalah dekadensi moral, korupsi, fitnah, perseteruan kelompok, sampai politik sekalipun ada satu hal yang pokok yang menjadi asal muasal semakin buruknya citra masyarakat, yaitu toleransi. Toleransi sangat diperlukan bagi masyarakat Indonesia yang notabeninya beragam dalam segala segi kehidupan. Betapa tidak, negara beribu kepulauan dengan berbagai bahasa, keyakinan, adat istiadat, dan suku bangsa ini telah memerdekakan diri selama lebih dari setengah abad lamanya. Dengan mengusung konsep Negara Kesatuan, negeri ini menerapkan sistem toleransi antar sesama golongan dan masyarakat. Namun, faktanya setiap hari masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah intoleransi terhadap sesama. Toleransi yang di elu-elukan sebagai alat pemersatu bangsa, justru hanya menjadi simbol yang hasilnya jauh dari harapan.

Paceklik kasus penodaan agama seakan-akan tidak menemui titik temu, hukum hanya membisu dan kebingungan menentukan bersalah atau tidak. Hal tersebut diperparah dengan blokade politik dan berbagai kepentingan pilkada oleh sekelumit golongan, sehingga menimbulkan paradigma bahwa hukum semakin tumpul bagi kalangan atas dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang berkuasa di negeri ini. Pro kontra pun terus bermunculan, tak peduli siapapun dilabrak bahkan saudara sekalipun, fitnah pun terus bermunculan dan menambah rumit persoalan, dan akhirnya perpecahan pun mulai tercium bahkan dirasakan. Kasus lainnya adalah konflik tiada usai kelompok pengemudi angkutan massal yaitu pengemudi ojek online dengan pengemudi angkot atau ojek pangkalan. Masalah ini tidak kunjung ada solusinya, pemerintah hanya bisa meredakan konflik dengan janji-janji menemukan solusi atau titik terang, namun faktanya sampai sekarang belum kunjung ada. Kedua belah pihak pun seolah-olah apatis dan tidak memikirkan risiko lanjutan yang berimbas pada masyarakat luas. Korban pun berjatuhan, sangat disayangkan memang apabila harus terus memakan korban yang bahkan tidak bersalah.

Toleransi beragama dan profesi tercoreng dengan adanya kasus seperti ini. Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28 E ayat (1) yang berbunyi, “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.”

Riskan memang dengan dua kasus yang menghebohkan negeri ini belakangan terakhir, akhlak dan moral sosial seakan tidak tercermin lagi dalam masyarakat, kepentingan umum menjadi hal yang langka terealisasi, berbeda dengan kepentingan golongan menjadi sesuatu yang lumrah, bahkan diperjuangkan dengan menghalalkan segala cara dengan terang-terangan. Sistem yang ada saat ini tidak mampu membatasi seseorang dalam melakukan suatu perbuatan, bahkan perbuatan yang melanggar hukum sekalipun. Rusaknya moral bangsa dan kesenjangan sosial menjadi pemandangan yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Peran sentral pun ada dalam generasi-generasi bangsa yang harus semakin sadar akan pentingnya toleransi dan keberagaman. Solusi terakhir adalah perlu adanya ketegasan hukum dan tindakan tegas dari para pemimpin-pemimpin negeri ini.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
INDUSTRIALISASI DAN PEMBENTUKAN KELAS DI MASYARAKAT KOTA
Oleh: Paelani Setia
A.      Definitions of Industrialization
Is a complex process comprised of a number of interrelated dimensions (Hedly)…
Adalah proses yang kompleks yang terdiri dari sejumlah dimensi yang saling terkait (Hedly)...
Industrialisasi merupakan perubahan yang tidak hanya menitik beratkan pada sector ekonomi saja, tetapi juga sector yang lainnya yang saling terkait, seperti social, budaya, dan politik. Umumnya terjadi di daerah perkotaan yang memiliki atau ditunjang oleh fasilitas yang sangat baik.
B.      History of Industrialization
Historically, it represents a transition from an economy based on agriculture to one which manufacturing represents the principal means of subsistence.
Secara historis, merupakan transisi dari ekonomi berbasis pertanian ke salah satu yang manufaktur merupakan sarana utama subsisten.
C.      Concept of Industrialization
Subsistence, yaitu mengolah sumber daya sendiri dan memakan atau mengonsumsi hasilnya sendiri. Misalnya ada dalam masyarakat agriculture (pertanian tradisional) yang menanam padi sendiri dan mengonsumsinya sendiri hasil panennya. Oleh karena itu, barang yang dihasilkan cenderung tetap.
Industry, yaitu kegiatan mengolah segala sumber daya dan menjual hasilnya kepada orang lain. Barang yang dihasilkan otomatis akan berubah atau sudah berbentuk barang jadi. Dalam industry dikenal dengan Surplus Value (nilai lebih), yaitu suatu keuntungan yang dihasilkan dari barang yang sudah diolah. Misalkan, kita mengeluarkan modal untuk menanam padi di sawah sebesar Rp500.000, dan menjualnya kepada orang lain dengan harga Rp1000.000, otomatis kita untung sebesar Rp500.000, untung tersebut disebut surplus value.
D.      Consequent of Industrialization
Consequently, two dimensions of industrialization are the work that people do for a living (economic activity) and the actual goods they produce (economic output).
Akibatnya, dua dimensi industrialisasi adalah pekerjaan yang dilakukan orang untuk hidup (kegiatan ekonomi) dan barang-barang yang sebenarnya mereka menghasilkan (output ekonomi).
1.       Economic Activity
Dalam masyarakat industri yang paling utama adalah adanya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat melakukan proses manufaktur atau pengolah bahan untuk dijadikan produk dan dijual kepada masyarakat luas. Kegiatan ini terus dikerjakan untuk tetap bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya.
2.       Economic Output
Tentunya ketika masyarakat sudah melakukan kegiatan ekonomi akan ada barang yang dihasilkan, barang tersebut siap dipasarkan kepada masyarakat luas sebagai komoditas jual beli. Barang merupakan output dalam suatu industri yang diharapkan menjadikan keuntungan (surplus value). Sekali lagi barang yang dihasilakan sudah berubah, bukan lagi barang mentah yang dilakukan oleh masyarakat dengan system subsistence. Misalnya, industry makanan dari padi (Nasi Ketan). Pada masyarakat subsistence padi yang dihasilkan akan ia konsumsi sendiri dan bentuknya hanya tetap itu-itu saja, berbeda apabila diolah lagi menjadi sesuatu yang berbeda seperti industry nasi ketan yang menghasilkan produk berbeda yaitu nasi ketan.
Other dimensions include the manner in which economic activity is organized (organization), the energy of power source used (mechanization), and the systematic methods and innovative practice employed to accomplish work (technology).
Dimensi lain termasuk cara di mana kegiatan ekonomi diatur (organisasi), energi dari sumber daya yang digunakan (mekanisasi), dan metode yang sistematis dan praktek inovatif yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan (teknologi).
3.       Organization
Dalam berinteraksi masyarakat tidak bisa dipisahkan dari organisasi social yang mengatur kehidupannya, khususnya dalam bidang ekonomi ada organisasi yang mengurusnya. Organisasi ekonomi mengatur hubungan masyarakat dengan kegiatan ekonominya, misalnya dalam suatu perusahaan tentunya ada pemimpin (direktur) dan buruh atau karyawan. Hubungan antar mereka sepenuhnya diatur oleh organisasi yang ada dalam perusahaan tersebut.
4.       Mechanization
Penggunaan mesin dalam kegiatan industry awalnya mengundang kontroversi, sebab mesin ini ditemukan sebelum adanya revolusi industry di Inggris. Dengan ditemukannya mesin menjadikan segala pekerjaan yang kerjakan oleh manusia diambil alih oleh mesin, sehingga menyebabkan terjadinya pengangguran besar-besaran dan menyebabkan masyarakat tidak punya penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, dengan perkembangan zaman sekarang ini, mesin sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat industry, sebab tidak semua pekerjaan bisa dikerjakan oleh manusia saja, tetapi juga ada pekerjaan yang harus dikerjakan oleh mesin supaya hasilnya efektif dan efisien.
5.       Technology
Teknologi juga tidak bisa dipisahkan dari kehidupan industri, teknologi yang mutakhir akan membantu memudahkan pemasaran barang produksi. Biasanya industri yang sudah maju mempunyai teknologi yang maju pula. Teknologi akan membantu proses industry dengan baik.
Revolusi hijau merupakan revolusi yang menerapkan bahan kimia pada bidang pertanian (agriculture). Terjadi pada masa kepemimpina Soeharto, revolusi ini sangat berhasil sehingga masyarakat Indonesia pada saat itu mampu menjadi swasembada pangan yang berhasil.
Related with Class
Setelah krisis besar-besaran di Eropa, yang disebabkan oleh adanya pengambilan alih tenaga oleh mesin menyebabkan masyarakat tidak mempunyai penghasilan dan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Tahapan
Tahapan masyarakat Eropa kala itu adalah berawal dari sederhana, kemudian beralih ke feudal (yaitu yang punya tanah dan yang tidak punya tanah). Konsepnya tanah dimiliki oleh golongan raja atau bangsawan yang diolah oleh golongan bawah, penghasilan yang menguntungkan adalah milik yang mempunyai tanah.

Beralih ke tahap capital (modal). Konsep ini memiliki ciri the have dan the have not. Orang yang memiliki modal tentunya akan mudah meraih keuntungan karena bisa membuka usaha atau industri apa saja. Konsep kepemilikan inilah yang akhirnya akan menciptakan kelas-kelas di masyarakat. Yaitu adanya kelas pemilik modal dan kelas buruh. Perjuangan kelas ini yang akhirnya menimbulkan adanuya konflik dan revolusi.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad Saw. ke Madinah
Hijrah menurut bahasa adalah perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini saya akan membahas peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw. dari kota kelahirannya ke Madinah. Peristiwa hijrahnya Nabi Saw terjadi dalam 13 tahun fase kenabiannya. Hijrahnya Nabi berawal dari adanya suatu perjanjian yaitu Baitul Aqobah (Formal Protective) yang berisi tentang perjanjian politik mempertahankan, damai, jamin menjamin dalam perang dan lain-lain dengan kafir Quraisy. Kemudian ditambah oleh adanya permohonan hijrah dari kaum Ansor. Alas an Nabi Saw. hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah: 1) Memandang kota Mekkah tidak dapat lagi dijadikan pusat dakwah; 2) Turunnya wahyu Allah dalam mimpi Rasululullah tentang hijrah ke Yastrib.
Setelah rencana Rasulullah Saw hijrah diketahui oleh kaum kafir Quraish, terjadi penindasan-penindasan terhadap golongan Ansar di Mekkah. Selain itu, banyak terjadi percobaan pembunuhan oleh kaum kafir terhadap Nabi Muhammad Saw. Kaum kafir Quraisy sepakat untuk merencanakan pembunuhan kepada Rasullullah yang disetujui oleh seluruh pimpinan kafir Quraisy.
Dalam keadaan genting tersebut turun wahyu Allah surat al-Anfal: 30 tentang berhijrah, sehingga Rasulullah mengalihkan perhatian kaum kafir dengan bersembunyi di gua Syur yang ditemani Abu Bakar selama beberapa hari. Rasul juga menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan beliau tidur di rumahnya ketika rumah Rasull di kepung kaum kafir Quraisy. Hal tersebut menyebabkan rencana pembunuhan terhadap Rasullullah gagal.
Setelah itu, kaum kafir Quraisy juga mengadakan syaembara, ‘siapa saja yang berhasil membawa Rasulullah hidup maupun mati akan mendapatkan 100 ekor unta’. Hal tersebut sampai kepada telinga Syurokah, dia adalah seorang panglima yang kuat dan tangguh, dan dia pun antusias untuk menemukan Rasullullah dan ingin membunuhnya. Setelah perjalanan yang jauh Syurokah akhirnya menemukan rombongan Rasullullah, namun Allah Swt menjaga Rasulullah dengan cara mengendalikan kuda yang ditumpangi Syurokah hingga terus terpelanting dan akhirnya Syurokah menyerah dan meminta jaminan kepada Rasullullah. Syurokah pun pulang ke Mekkah dan merahasiakan keberadaan Rasullullah beserta rombongannya.
Sesampainya di Madinah, yang pertama kali mengetahui kedatangan Rasulullah adalah seorang Yahudi yang mengatakan, “Wahai suku Qilah (olokan) kakekmu sudah datang!” Kedatangan Rasulullah tersebut disambut sangat gembira sekali, bahkan hadis mengatakan bahwa kaum Ansor tidak pernah sebahagia ketika kedatangan Rasulullah di Madinah. Rasulullah disambut dengan Shalawat Thala’al badru alainaa.
Instruksi pertama Rasulullah ketika sampai di Madinah adalah membangun masjid sebagai pusat dakwah, politik, social dan sebagainya. Masjid pertama yang dibangun adalah masjid Kuba. Masjid lainnya yang dibanguna adalah masjid Nabawi yang sampai sekarang kita kenal. Rasulullah juga menyatukan kaum Ansor dan Muhajirin serta mengatur perjanjian damain dengan kaun non-muslim.
Rasulullah juga membentuk suatu Negara (daulah Islamiyyah) di Madinah. Prinsip utama pemerintahannya adalah musyawarah. Lima hal yang dipegang Rasulullah, para sahabat, dan kaum muslim ketika itu adalah:
1. Iqoomatu sya’a iril Islam (Menegakkan syiar-syiar Islam);
2. Almuaa hotul Islamiyyah (Mempersaudarakan kaum Muslim);
3. I’latud daulah Islamiyyah (Memproklamasikan Negara Islam);
4. Ummatul Islami au ummata wasaton (mempersaudarakan kaum Ansor dan Muhajirin) ; dan
5. Kitaabun nabiyyu sola (Undang-Undang Dasar/Piagam Madinah).

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Recent posts

Categories

  • Esai
  • Logo
  • Makalah
  • Opini
  • PPT
  • Recent post
  • Resume
  • Teori
  • Tips-lolos-SBMPTN-cemerlang
  • Tugas

Blog Archive

  • April 2020 (1)
  • Januari 2020 (3)
  • Desember 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Oktober 2018 (11)
  • Juni 2017 (1)
  • Mei 2017 (2)
  • April 2017 (11)
  • Maret 2017 (22)

About me

About Me

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (Sosiologi)

University of Selangor, Malaysia (Faculty of Education and Social Sciences).

Follow Me

  • facebook
  • Google+
  • instagram
  • pinterest
  • twitter
  • youtube

Created with by ThemeXpose