Untukmu: Perubah Peradaban!
Oleh: Paelani Setia
Wahai Engkau Sang pemegang tongkat dunia!
Belasan tahun berjalan dan terus berjalan, itu bukanlah waktu yang singkat. Kehidupan bukan persoalan waktu dan jarak, bukan persoalan seberapa lama dan seberapa jauh kau melangkah. Kehidupan adalah persoalan kemana dan bagaimana kau melangkah.
Tapi, kemana dan bagaimana kau akan melangkah? Sementara tujuan hidup belum jua kau ketahui. Kemana dan bagaimana kau akan melangkah? Akankah setiap langkah mendekatkan diri pada kesempurnaan, atau justru semakin menambah jarak?
Engkau bukanlah penentu tujuan hidupmu, bukan pula penentu hakikat kesempurnaanmu. Tugasmu hanyalah menyingkap tujuan hidup yang ditetapkan Sang Pemberi Hidup. Tugasmu hanyalah menyingkap hakikat kesempurnaan, sebagai manusia dan sebagai hamba Tuhan. Lalu, susuri jalan kehidupan itu, bergerak dan menyempurnalah.
Beribu kilo kau tapaki jalan bising di luar dirimu, tak akan berarti bila tak kau ayunkan langkah walau selangkah menyusuri jalan hening dalam dirimu.
Belasan tahun kau lalui desa ke kota, daerah ke daerah, tempat ke tempat, semua percuma bila tak kau lalui walau sehari stasiun demi stasiun menuju istana Surga.
Sungguh merugi mereka yang sadar akan gerak raga, namun lalai akan gerak jiwa; pada cahaya kah ia menatap, atau pada kegelapan ia tenggelam. Sesiapa yang menyadari gerak jiwanya, akan tertata gerak raganya.
Engkau Sang pemegang perubahan!
Semula kau adalah manusia potensi. Tahukah kau apa manusia potensi itu? Yaitu hewan aktual. Yang hanya tahu makan minum kawin lalu tidur.
Kini dan selamanya kau adalah manusia potensi, bila tak kau susuri jalan aktualisasi. Tapi, bagaimana kan kau susuri jalan itu? Sementara aktualitas manusia tak jua kau tahu.
Manusia aktual adalah manusia rasional dengan sandaran Kalamullah. Manusia yang bergerak & memilih atas dasar akal anugerah Pencipta, bukan atas dasar indera, bukan pula imaginasi.
Pabila kau bergerak menuju fatamorgana, maka engkau adalah manusia indrawi. Pabila kau lebih takut tidur sekamar dengan orang mati ketimbang dengan orang hidup, maka engkau adalah manusia imaginasi.
Gerak rasional adalah gerak harmonisasi. Kau bertindak harmonis pada setiap yang eksis, bahkan pada mereka yang mengeksploitasimu. Gerak rasional adalah gerak cinta. Kau tebarkan cinta pada setiap yang ada, bahkan pada mereka yang membencimu.
Pilihan rasional adalah pilihan substansial. Kau korbankan kesempurnaan aksidental demi kesempurnaan substansial.
Pilihan rasional adalah pilihan jiwa. Kau hancurkan raga, lepaskan perkara duniawi demi kesempurnaan jiwa, meraih nilai maknawi & ukhrawi.
Wahai... Engkau sang pemangku kebaikan!
Lantas kemana kau akan kembali? Sementara tak kau tahu kampung abadi. Bagaimana kan kau tahu kampung abadi, sedang tak kau tahu hakikat diri.
Engkau tak akan bergerak menuju samudera, kecuali engkau telah merasa bak setetes air di sahara. Engkau tak akan kembali pulang pada sang rumpun, kecuali engkau telah merasa bak seruling bambu, terasing dalam kesendirian. Engkau tak akan bersandar pada yang maha kaya, selama tak kau sadari bahwa engkau adalah maha lemah.
Terbanglah Sang Penakluk Perubahan!
Engkau adalah seekor hud-hud. Terbang melintasi lembah uhud. Pabila telah kau jumpai sang Simurg, berarti telah kau temukan hakikat dirimu yang terkubur.
Bergeraklah sang Perubah Peradaban!
Asal jangan bergerak tanpa kesadaran, jangan bernafas tanpa menyempurna. Hidup bukan sekedar bergerak, hidup bukan sekedar bernafas.
Mereka yang bergerak tanpa kesadaran adalah robot-robot yang berjalan. Mereka yang bernafas tanpa menyempurna adalah mayat-mayat yang berjalan.
Kitab sucimu adalah petunjuk hidupmu
Maknai itu sebagai penyempurna hidupmu
Tandai itu sebagai mahaparipurna perilaku
Jangan kau ragu akan keabsahannya
Amalkan dan terapkanlah untukmu, untuk ibu bapakmu, untuk adik kakakmu, untuk keluargamu, untuk masyarakatmu, untuk negaramu
Belajarlah bijak seperti Abu Bakar
Kuatlah seperti Umar
Kayalah seperti Utsman
Berilmulah seperti Ali
Ingatlah! Di pundakmu itu adalah peradaban hebat.
Oleh: Paelani Setia
Wahai Engkau Sang pemegang tongkat dunia!
Belasan tahun berjalan dan terus berjalan, itu bukanlah waktu yang singkat. Kehidupan bukan persoalan waktu dan jarak, bukan persoalan seberapa lama dan seberapa jauh kau melangkah. Kehidupan adalah persoalan kemana dan bagaimana kau melangkah.
Tapi, kemana dan bagaimana kau akan melangkah? Sementara tujuan hidup belum jua kau ketahui. Kemana dan bagaimana kau akan melangkah? Akankah setiap langkah mendekatkan diri pada kesempurnaan, atau justru semakin menambah jarak?
Engkau bukanlah penentu tujuan hidupmu, bukan pula penentu hakikat kesempurnaanmu. Tugasmu hanyalah menyingkap tujuan hidup yang ditetapkan Sang Pemberi Hidup. Tugasmu hanyalah menyingkap hakikat kesempurnaan, sebagai manusia dan sebagai hamba Tuhan. Lalu, susuri jalan kehidupan itu, bergerak dan menyempurnalah.
Beribu kilo kau tapaki jalan bising di luar dirimu, tak akan berarti bila tak kau ayunkan langkah walau selangkah menyusuri jalan hening dalam dirimu.
Belasan tahun kau lalui desa ke kota, daerah ke daerah, tempat ke tempat, semua percuma bila tak kau lalui walau sehari stasiun demi stasiun menuju istana Surga.
Sungguh merugi mereka yang sadar akan gerak raga, namun lalai akan gerak jiwa; pada cahaya kah ia menatap, atau pada kegelapan ia tenggelam. Sesiapa yang menyadari gerak jiwanya, akan tertata gerak raganya.
Engkau Sang pemegang perubahan!
Semula kau adalah manusia potensi. Tahukah kau apa manusia potensi itu? Yaitu hewan aktual. Yang hanya tahu makan minum kawin lalu tidur.
Kini dan selamanya kau adalah manusia potensi, bila tak kau susuri jalan aktualisasi. Tapi, bagaimana kan kau susuri jalan itu? Sementara aktualitas manusia tak jua kau tahu.
Manusia aktual adalah manusia rasional dengan sandaran Kalamullah. Manusia yang bergerak & memilih atas dasar akal anugerah Pencipta, bukan atas dasar indera, bukan pula imaginasi.
Pabila kau bergerak menuju fatamorgana, maka engkau adalah manusia indrawi. Pabila kau lebih takut tidur sekamar dengan orang mati ketimbang dengan orang hidup, maka engkau adalah manusia imaginasi.
Gerak rasional adalah gerak harmonisasi. Kau bertindak harmonis pada setiap yang eksis, bahkan pada mereka yang mengeksploitasimu. Gerak rasional adalah gerak cinta. Kau tebarkan cinta pada setiap yang ada, bahkan pada mereka yang membencimu.
Pilihan rasional adalah pilihan substansial. Kau korbankan kesempurnaan aksidental demi kesempurnaan substansial.
Pilihan rasional adalah pilihan jiwa. Kau hancurkan raga, lepaskan perkara duniawi demi kesempurnaan jiwa, meraih nilai maknawi & ukhrawi.
Wahai... Engkau sang pemangku kebaikan!
Lantas kemana kau akan kembali? Sementara tak kau tahu kampung abadi. Bagaimana kan kau tahu kampung abadi, sedang tak kau tahu hakikat diri.
Engkau tak akan bergerak menuju samudera, kecuali engkau telah merasa bak setetes air di sahara. Engkau tak akan kembali pulang pada sang rumpun, kecuali engkau telah merasa bak seruling bambu, terasing dalam kesendirian. Engkau tak akan bersandar pada yang maha kaya, selama tak kau sadari bahwa engkau adalah maha lemah.
Terbanglah Sang Penakluk Perubahan!
Engkau adalah seekor hud-hud. Terbang melintasi lembah uhud. Pabila telah kau jumpai sang Simurg, berarti telah kau temukan hakikat dirimu yang terkubur.
Bergeraklah sang Perubah Peradaban!
Asal jangan bergerak tanpa kesadaran, jangan bernafas tanpa menyempurna. Hidup bukan sekedar bergerak, hidup bukan sekedar bernafas.
Mereka yang bergerak tanpa kesadaran adalah robot-robot yang berjalan. Mereka yang bernafas tanpa menyempurna adalah mayat-mayat yang berjalan.
Kitab sucimu adalah petunjuk hidupmu
Maknai itu sebagai penyempurna hidupmu
Tandai itu sebagai mahaparipurna perilaku
Jangan kau ragu akan keabsahannya
Amalkan dan terapkanlah untukmu, untuk ibu bapakmu, untuk adik kakakmu, untuk keluargamu, untuk masyarakatmu, untuk negaramu
Belajarlah bijak seperti Abu Bakar
Kuatlah seperti Umar
Kayalah seperti Utsman
Berilmulah seperti Ali
Ingatlah! Di pundakmu itu adalah peradaban hebat.