• Home
  • About
  • Galeri
  • Buku
  • Pengalaman
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

PEYHOME

HIDUPAKN HIDUPMU!


Fenomena Kemunduran Islam di Indonesia

Image result for kemunduran islam di indonesia
Modernitas merupakan perkembangan yang dicetuskan oleh bangsa Barat sebagai upaya rekayasa sosio-intelektual (socio intelectual engineering) daripada historis natural. Modernitas telah runtuh, gagal, dan muncul antitesa baru yaitu post-modernitas yang merekontruksi dan mendaur ulang sistem yang baru.
Penyebab terjadinya keruntuhan Islam di Indonesia setidaknya disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya 5 hal dibawah ini:
1.      Depribumisasi
Merupakan suatu proses tercerabutnya Islam yang mengakar dalam tradisi sosial kultural masyarakat. Datangnya para modernis dan adanya golongan lain yang tidak suka terhadap tradisi Islam di Indonesia, sehingga menganggap atau suka membid’ah-bid’ahkan atau bahkan memusyrikan berbagai tradisi Islam yang ada. Misalnya, tradisi tahlilan, selametan, dan lain-lain.
2.      Demistifikasi
Merupakan suatu proses dimana tasawuf dianggap sebagai penyebab keruntuhan Islam di Indonesia, padahal dalam sejarahnya tasawuf merupakan faktor pendukung berkembangnya islamisasi di Indonesia karena dianggap sesuai dengan peradaban sebelumnya. Seperti yang dilakukan oleh walisongo ketika menyebarkan Islam di jawa.
3.      Degaibisasi
Merupakan fenomena dimana hal-hal yang gaib dianggap tidak ada dan bahkan selalu dipaksakan agar masuk akal, kaum modernis biasanya datang dengan anggapan bahwa sesuatu yang gaib sudah tidak pantas hinggap dlaam kehidupan, semua harus masuk akal atau bahkan rasional. Padahal, dalam realitanya, suatu hal yang gaib tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan bahkan dalam al-Quran sekalipun.
4.      Deinstitusionalisasi
Fenomena ini juga banyak terjadi saat ini dimana yang paling jelas nyata adalah dihilangkannya institusi ulama  dalam kehidupan agama Islam. Banyak sikap taklid kepada ulama shaleh dihilangkan dan dianggap tidak perlu lagi, semua orang dianggap bisa berijtihad. Dampaknya banyak orang yang baru paham sedikit ilmu agama saja dianggap bisa menafsirkan berbagai hal (sok tau). Hal tersebut diperparah dengan arus informasi yang mudah dan bisa didapatkan oleh siapa saja dan dimana saja.
5.      Desintegrasi
Inipun yang sangat jelas terlihat saat ini, dimana umat islam dikotak-kotakkan dan dipecah belah dengan berbagai perbedaan dan asa kepentingannya, hal tersebut akan sangat berbahaya dan bisa berpotensi menghancurkan suatu bangsa bahkan peradaban.

Sebetulnya permasalahan Islam kedepan yang jelas dan sangat berbahaya adalah bukan lagi pada perbedaan pemahaman atau perbedaan dasar kegiatan ibadah (ikhtilaf), tetapi ada dalam fenomena yang mudah diambil kepentinganya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab seperti fenomena kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kemerosotan pendidikan dimana moral dan karakter bangsa rusak, apalagi ketika para elit negara mempertontonkan kemunafikan dan ketidakbiadabannya terhadap masyarakat dan menimbulkan adanya krisis kepercayaan terhadap pemerintahan (yaitu KKN, kriminalitas, kemewahan, kemalasan dan lain-lain). Masalah yang sangat berbahaya juga terjadi karena besarnya pengaruh mass culture yang berpengaruh terhadap selera, gaya, dan kebutuhan masyarakat yang berakibat pada adanya sikap materialisme dan hedonisme yang menjamur.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

#BelajarSingkatPart1
What is Pamali?
Oleh: Paelani Setia
Image result for pamali
Jika kita hidup di tataran Sunda tentunya tdk asing mengenal istilah "pamali". Istilah tsb merupakan bagian dari mitos (mytologis). Mitos adalah 'a type of speech', suatu praktek-praktek diskursus modern yang memerangkap kita dlm sebuah keseharian yang sebenarannya bersifat imajinatif.
Tanpa sadar, hal itu membentuk suatu pengetahuan palsu, mengkonstruk kerancuan berpikir, dan menciptakan keyakinan-keyakinan semu. Informasi yang kita peroleh sangat jarang diketahui keasliannya, benar atau salahnya, kebenaran atau hanya propaganda keyakinan yang kita bela.  Akibatnya, hoax jadi makanan sehari-hari yang berujung pada kebencian, fitnah, caci maki, atau sikap pendusta.
Banyak mitos-mitos yang sangat mengakar dan tdk diketahui oleh orang banyak karena kekuatan hegemoni doktrinisasi yang diajarkan sejak kecil sangat kuat sehingga membentuk keyakinan tanpa pembuktian, diantaranya:
1. Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 melalui Gujarat India (Padahal Islam masuk ke Indonesia abad ke-7/8 ketika Kerajaan Sriwijaya masih berkuasa, melalui utusan dagang dari Kekhalifahan Bani Umayyah bernama Ta Cheh/Ta Shi bersamaan dgn berita dinasti T’ang dari China).
2. Indonesia dijajah Belanda 350 tahun, padahal sampai akhir abad ke 19 Belanda (VOC) tdk pernah menguasai Indonesia secara keseluruhan terbukti dgn perlawanan terus menerus para Ulama, Kiayi, Santri, dan pejuang lainnya.
3. Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 oleh Soekarno, padahal Pancasila yang  sekarang digagas M. Yamin pada 18 Agustus 1945.
4. Khilafah Islamiyyah (sistem pemerintahan Islam) tdk ada dalam ajaran Islam atau tdk pernah diterapkan dalam sejarah Islam, padahal jelas Nabi, Sahabat, dan para Tabiin (Umayyah, Abbasiyyah, Utsmani) melaksanakannya hingga berabad-abad, serta termaktub dalam kitab-kitab fiqih (ulama klasik/kontemporer) khususnya dlm kitab Al-Ahkam As-Sulthaniyyah (Imam Al-Mawardi), dll.
5. Zaman Rainassance merupakan abad kegelapan dunia (kemunduran manusia di bumi), padahal terdapat 1 peradaban yang besar dan jaya selama berabad-abad dimana pusat ilmu pengetahun, militer, ekonomi, bersumber disana yaitu Peradaban Islam.
6. Terorisme selalu dikaitkan dgn kelompok Islam, padahal sejarah mencatat Adolf Hitler (Nazi) membunuh 4 juta jiwa orang Yahudi, Josep Stalin membunuh 2 juta jiwa rakyatnya, Biksu Myanmar membunuh ratusan masyarakat etnis Rohingya, Mau Ze Dong membunuh ratusan ribu rakyat China, Solobodon Milosevic membunuh etnik Muslim Bosnia, atau bahkan Zionis Israel yang membunuh jutaan jiwa warga Palestina. Apakah ada yang mengatakan mereka teroris? Tidak ada. Inilah akibat framing media sbg strategi kekuasaan dunia yang besar, hingga tdk sadar korbannya adalah kita, padahal jelas kegiatan pembunuhan, kekerasan, atau pemerkosaan BUKAN ajaran Islam.
Hingga mitos-mitos lainnya, seperti belajar Matematika itu sulit, atau belajar Bahasa Inggris itu susah serta masih banyak lagi mitos-mitos lainnya.
Sikap yang diperlukan tentunya adalah kecerdasan berpikir, dan kekritisan dlm memahami fenomena yang ada melalui literasi yang kredibel, informasi, fakta, data yang bisa dipertanggungjawabkan, serta sikap curiosity sbg manusia yg terus belajar. Namun, seringkali orang berlaku demikian diatas justru dianggap sbg radikal yang berbahaya. Padahal sikap judgement tsb justru hanya percaya pada apa yg orang lain katakan (mitos) bukan hasil pembelajaran secara ilmiah, apalagi bersandar pada kepentingan yang ditunggangi oleh tujuan tertentu. Ironis malah apabila mitos-mitos tersebut dibiarkan yang justru sangat membahayakan apabila terus menerus dipercaya dan diwariskan kpd generasi selanjutnya.

Wallahu A’lam Bis-shawab.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Industrial Sociology


The Birth of Sociology
Social Forces:
1.       Revolusi Politik= Terjadi di perancis ketika monarki absolut diruntuhkan dan diganti dengan demokrasi liberal. Berbagai kebijakan kerajaan yang tidak memihak rakyat menyebabkan penggulingan pemerintahan oleh rakyat.
2.       Revolusi Industri= Terjadi di Inggris ketika mulai dibangunnya pabrik untuk proses produksi yang mulai menggunakan mesin sebagai pengganti tenaga manusia. Mesin uap (James watt) salah satu contohnya. Berbagai industry besi, baja, minyak diproses oleh mesin.
3.       Reformasi Keagamaan= Berbagai kebijakan Negara sering diakitkan dengan agama, sehingga tidak memihak rakyat yang justru memihak golongan raja dan para pendeta. Hal tsb yg menyebabkan munculnya agama baru (Kristen Protestan oleh Martin Luther) yang menentang kebijakan kerajaan yang dipolitisasi oleh agama Katholik.
4.       Perkembangan Ilmu Pengetahuan= Berbagai masalah yang terjadi di kawasan Eropa khususnya Perancis, Jerman, dan Inggris menyebabkan bermunculan para ilmuwan yang kritis terhadap berbagai fenomena yang ada. Yang terkenal diantaranya adalah Galileo Galilei yang menentang pendapat gerejawan dan kerajaan bahwa bumi merupakan pusat peredaran tata surya (Geosentris) melainkan mataharilah merupakan pusat tata surya yang seseungguhnya (Heliosentris), meski harus tragis digantung oleh kerajaan. Kemudian diikuti oleh ilmuwan lainnya.
a.       Berburu-mengumpulkan makanan (Masyarakat yang sangat primitive dan sangat nomaden)
b.      Postural (Masyarakat pengembala, masih nomaden)
c.       Holtikultural (Masyarakat bertanam namun masih dgn metode tradisional)
d.      Agricultural (Masyarakat bertanam dgn menggunakan alat modern)
e.      Feudal (Masyarakat yang terbagi kedalam dua kelas, yaitu pemilik tanah dan buruh tani/pekerja kasar).
a.       Revolusi Industri (Terjadi di Inggris, dimana pekerjaan manusia mulai digantikan oleh mesin-mesin produksi baru).
b.      Kapitalisme (Peralihan ke dalam bentuk kekuasaan modal).
c.       Menghasilkan barang material (Material of Goods).
a.       Modern teknologi dan informasi (TIK).
b.      Menghasilkan barang dan jasa (goods and services).y





The Tpyes of Society

1.       Pre-Industry

a.       Berburu-mengumpulkan makanan (Masyarakat yang sangat primitive dan sangat nomaden)
b.      Postural (Masyarakat pengembala, masih nomaden)
c.       Holtikultural (Masyarakat bertanam namun masih dgn metode tradisional)
d.      Agricultural (Masyarakat bertanam dgn menggunakan alat modern)
e.      Feudal (Masyarakat yang terbagi kedalam dua kelas, yaitu pemilik tanah dan buruh tani/pekerja kasar).

2.       Industry

a.       Revolusi Industri (Terjadi di Inggris, dimana pekerjaan manusia mulai digantikan oleh mesin-mesin produksi baru).
b.      Kapitalisme (Peralihan ke dalam bentuk kekuasaan modal).
c.       Menghasilkan barang material (Material of Goods).

3.       Post-Industry

a.       Modern teknologi dan informasi (TIK).
b.      Menghasilkan barang dan jasa (goods and services).
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hegemoni Gramsci
Image result for gramsci
Antonio Gramsci seorang Marxis, lahir di Ales, Sardinia, Italia, 22 Januari 1891. Gramsci lahir dari keluarga kelas bawah. Gramsci memasuki perguruan tinggi setelah memenangkan perolehan beasiswa di Universitas Turin, tahun 1911. Sejak mahasiswa minatnya dalam bidang politik dan aktivis gerakan sosial mulai tumbuh. Ia menjalani kehidupan seorang aktivis, bekerja pada koran sosialis, di kota itu. Ia terkesan pada gerakan kaum buruh di kota Turin, kemudian mendorongnya berpolitik.
Semula Pemikiran Gramsci dipengaruhi oleh filosof Italia Benedetto Croce. Dari Croce, Gramsci belajar menghargai ilmu sejarah dan membuatnya memahami keterbatasan positivisme. Namun kemudian Gramsci mengkritik Croce sebagai teoritis demokrat-liberal yang tidak berani menarik konsekuensi untuk praxis revolusioner. Dari sinilah ia menjadi Marxis.
Tahun 1922, Gramsci ke Rusia selain belajar juga memperjuangkan penerapan watak demokratis paham sosialisme. Tahun 1924, kembali ke Italia dan melakukan berbagai usaha menciptakan perubahan dan transformasi partai komunis, mengembangkan partai komunis berakar pada gerakan massa.
Tahun 1928, Gramsci dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pemerintah fasis, Mussolini. Di penjara itulah Gramsci menuliskan pemikirannya, tentang peran intelektual, hegemoni, hingga masyarakat sipil, yang kemudian dikenal dengan The Prison Notebooks. Gramsci tidak menyelesaikan masa hukumannya selama 20 tahun, sebab, 27 April 1937 ia meninggal dunia di dalam kamar penjaranya di Turin pada umur 46 tahun.
Gramsci hidup pada masa kehancuran revolusi sosial di Eropa Barat dan menyaksikan organisaasi buruh, gerakan sosialis dihancurkan oleh fasisme pada 1922-1937. Ia menyaksikan rakyat petani di tengah menghadapi krisis, lebih memilih fasisme bukan sosialisme. Keprihatinanya sebagai aktifis sosial tercurahkan dalam tulisanya tentang konsep hegemoni.
Istilah Hegemoni berasal dari bahasa Yunani, Hegeishtai, artinya memimpin, kepemimpinan, penguasaan atau kekuasaan yang melebihi kekuasaan yang lain. Gramsci memakai dan mengartikan Hegemoni sebagai; Sebuah pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di dalamnya sebuah konsep tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional maupun perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral, prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial, khususnya dalam makna intelektual dan moral.
Konsep hegemoni Gramsci tak bisa dilepaskan dari bahwa dirinya aktifis dan Marxis. Sebagai aktifis dan Marxis, Gramsci melakukan perjuangan melawan kekuasaan yang feodalis, kapitalis dan fasis. Gramsci mengolah bacaanya pada karya Marx, mengkritisi keberhasilan revolusi Rusia dan memahami pengalamanya sendiri atas kegagalan revolusi di Itali, di mana rakyat ternyata lebih memilih fasis ketimbang sosialis.
Gramsci menjelaskan bahwa hegemoni merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah. Gramsci menunjukan bagaimana teknik penguasa dalam mengekekalkan kekuasaanya tidak hanya lewat kekerasan, politik dan ekonomi, melainkan juga moral, budaya dan intelektual, melalui bentuk-bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai.
Kelas berkuasa tersebut menjaga hegemoninya dilakukan dengan menciptakan suatu konsensus kultural dan politik, melalui serikat pekerja, partai politik, sekolah, media, tempat ibadah dan berbagai organisasi. Sehingga pada akhirnya kelas yang terhegemoni akan mengikuti cara pandang yang dilakukan oleh kelas berkuasa sebagai sesuatu yang biasa.
Praktik hegemoni dilakukan secara terus-menerus terhadap kekuatan oposisi agar mau memilih sikap konformistik, sehingga menimbulkan disiplin diri untuk menyesuaikan dengan yang diputuskan oleh Negara dengan keyakinan bahwa apa yang telah diputuskan Negara tersebut merupakan cara terbaik untuk bertahan dan meraih kesejahteraan.
Setelah tahu hegemoni penguasa, Gramsci mengajak kita untuk melakukan perlawanan dengan counter hegemoni, yang ini menjadi tugas intelektual organik melakukan pendidikan dan menyebarkan kesadaran perjuangan. Dari sinilah muncul istilah perang posisi (perjuangan panjang, membangun aliansi dan melakukan penetrasi) dan perang gerakan (perang frontal, ketika dukungan massa sudah terpenuhi).

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Perubahan dan Problematika Lingkungan
Oleh: Paelani Setia
Image result for perubahan lingkungan
Ketika berbicara perubahan sosial tentunya berbicara tentang teori perubahan sosial yang merupakan salah satu teori sosial penting dalam kajian sosiologi. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, seperti; nilai-nilai sosial, kelembagaan kemasyarakatan, struktur masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, menjadi perhatian teori sosial ini.
Soejono Soekanto, secara garis besar menjelaskan sumber perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat/internal dan luar masyarakat/eksternal. Faktor Internal; perubahan kependudukan, penemuan, konflik dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Faktor eksternal ini meliputi antara lain, peperangan dengan negara lain, pengaruh kebudayaan masyarakat lain, perubahan dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia.
Setiap proses perubahan dalam masyarakat ada faktor pendorong yang mempercepat terjadinya perubahan, serta faktor penghambat yang memperlambat ataupun bahkan menghalangi terjadinya perubahan sosial itu sendiri.
Faktor-faktor pendorong perubahan sosial; kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju, keinginan untuk maju, sistem terbuka lapisan masyarakat, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi ke masa depan.
Suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan baru dalam masyarakat, yakni dampak positif dan negatif. Dampak positif, adanya kemudahan dalam komunikasi. Dampak negatif, ditandai dengan adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, gengsi jadi ukuran. Selain itu yang terpenting adalah perubahan yang berdampak pada ekosistem kehidupan atau lingkungan. Ini snagat penting karena lingkungan adalah tempat tinggal manusia yang setiap saat manusia bersinggungan dengan lingkungan.
Kehidupan manusia   tidak   bisa   dipisahkan  dari   lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan. Kita makan, minum, menjaga  kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Maka berarti, lingkungan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Secara khusus, kita sering menggunakan  istilah lingkungan hidup untuk  menyebutkan  segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan  hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Perubahan  sosial  lebih  mengarah  kepada  modernisasi  dan globalisasi  karena manusia lebih menginginkan hal yang sederhana, simple, mudah dan instan.  Berkembangnya modernisasi dan globalisasi inilah yang menjurus pada industrialisasi. Semakin modern suatu negara akan semakin banyak  pula  industri yang ada di negara tersebut. Namun banyak negara yang kurang memperhatikan dampak negatif dari sebuah industri. Industri tidaklah buruk. Karena  dengan  industri  kita  tidak  perlu  lagi  mengantri  membuat  pakaian, sepatu, ataupun membuat makanan ringan.  Melalui industri hal kecil hingga hal besar dapat kita miliki tanpa perlu membuatnya sendiri.
Jika kita balik ke masa lalu, manusia hidup dengan sistem barter. Andai saja saat ini sistem barter masih menjadi cara bertahan hidup manusia, apakah kebutuhan kita  akan terpenuhi semuanya? Tentu saja tidak. Dengan hanya sistem barter, kita tidak akan mengenal HP, laptop, motor, dan mungkin kita  juga  tidak  mengenal  pakaian  karena  tidak  ada  industri  yang  dapat memproduksi mesin jahit.
Sangat banyak keuntungan dari industrialisasi. Namun di sisi lain sebenarnya   industrialisasi memiliki dampak merusak lingkungan alam. Limbah-limbah  industri  yang  tidak  dapat  diolah  menjadi sebab  kerusakan lingkungan.  Misalnya  saja  limbah  pabrik  yang  dibuang  di  sungai  sekitar pabrik. Yang  pada  awalnya  suangi  tersebut  banyak  hidup  ikan  yang  bisa diambil warga, mejadi tercemar dan banyak ikan yang  mati.  Sungai  yang awalnya  digunakan  warga  untuk  bertahan  hidup  jelas  tidak  akan bisa digunakan lagi.
Untuk membuka lahan perindustrian pun harus mengorbankan lahan yang ada. Bisa kita lihat disekitar kita, untuk membuka suatu lahan perindustrian  harus  mengorbankan  hutan  maupun  sawah  yang  ada. Untuk Indonesia sendiri pembangunan berkelanjutan belum benar-benar dilaksanakan.
Semakin banyak industri akan semakin sedikit lahan pertanian maupun hutan. Hal ini akan mengakibatkan pemanasan global. Selain itu buruknya  drainase  atau  sistem  pembuangan  air  dan kesalahan  dalam menjaga daerah aliran sungai, akan mengakibatkan banjir. Biasanya masyarakat yang tinggal dibantaran sungai kurang memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai. Kerusakan hutan baik karena pengalih fungsian lahan maupun karena penebangan liar untuk industri dapat  berakibat terjadinya  bencana  tanah longsor. Selain itu penimbuna rawa-rawa untuh daerah pemukiman juga dapat merusak lingkungan. Seperti yang kita ketahui, masih banyak pabrik yang mengeluarkan polusi udara tanpa ada penyaringan. Terlebih lagi semakin hari semakin banyak kendaraan bermotor yang menambah polusi udara.

Daftar Rujukan:
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press, 1992.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Recent posts

Categories

  • Esai
  • Logo
  • Makalah
  • Opini
  • PPT
  • Recent post
  • Resume
  • Teori
  • Tips-lolos-SBMPTN-cemerlang
  • Tugas

Blog Archive

  • April 2020 (1)
  • Januari 2020 (3)
  • Desember 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Oktober 2018 (11)
  • Juni 2017 (1)
  • Mei 2017 (2)
  • April 2017 (11)
  • Maret 2017 (22)

About me

About Me

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (Sosiologi)

University of Selangor, Malaysia (Faculty of Education and Social Sciences).

Follow Me

  • facebook
  • Google+
  • instagram
  • pinterest
  • twitter
  • youtube

Created with by ThemeXpose