Perubahan dan Problematika Lingkungan
Perubahan
dan Problematika Lingkungan
Oleh: Paelani Setia
Ketika berbicara perubahan sosial tentunya
berbicara tentang teori perubahan sosial yang merupakan salah satu teori sosial
penting dalam kajian sosiologi. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat,
seperti; nilai-nilai sosial, kelembagaan kemasyarakatan, struktur masyarakat,
kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, menjadi perhatian teori sosial ini.
Soejono Soekanto, secara garis besar menjelaskan sumber
perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat/internal dan luar
masyarakat/eksternal. Faktor Internal; perubahan kependudukan, penemuan,
konflik dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Faktor eksternal
ini meliputi antara lain, peperangan dengan negara lain, pengaruh kebudayaan
masyarakat lain, perubahan dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar
manusia.
Setiap proses perubahan dalam masyarakat ada faktor
pendorong yang mempercepat terjadinya perubahan, serta faktor penghambat yang
memperlambat ataupun bahkan menghalangi terjadinya perubahan sosial itu
sendiri.
Faktor-faktor pendorong perubahan sosial; kontak dengan
kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju, keinginan untuk maju, sistem
terbuka lapisan masyarakat, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan masyarakat
terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi ke masa depan.
Suatu perubahan sosial berdampak pada
terciptanya tatanan baru dalam masyarakat, yakni dampak positif dan negatif. Dampak
positif, adanya kemudahan dalam komunikasi. Dampak negatif, ditandai dengan
adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, gengsi jadi ukuran. Selain itu yang
terpenting adalah perubahan yang berdampak pada ekosistem kehidupan atau
lingkungan. Ini snagat penting karena lingkungan adalah tempat tinggal manusia
yang setiap saat manusia bersinggungan dengan lingkungan.
Kehidupan
manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Maka berarti, lingkungan merupakan bagian penting dari kehidupan
manusia.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan
yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup segenap makhluk
hidup di bumi.
Perubahan sosial
lebih mengarah kepada modernisasi dan
globalisasi karena manusia lebih menginginkan hal yang sederhana, simple,
mudah dan instan. Berkembangnya modernisasi dan globalisasi inilah yang
menjurus pada industrialisasi. Semakin
modern suatu negara akan semakin banyak
pula
industri
yang ada
di negara tersebut. Namun
banyak
negara yang kurang
memperhatikan dampak negatif dari sebuah industri. Industri tidaklah buruk. Karena dengan industri kita tidak
perlu lagi mengantri
membuat
pakaian, sepatu, ataupun membuat makanan ringan.
Melalui industri hal kecil hingga
hal besar dapat
kita miliki tanpa perlu membuatnya sendiri.
Jika kita balik ke masa lalu, manusia hidup dengan sistem barter. Andai saja saat ini sistem barter masih menjadi cara bertahan hidup manusia, apakah kebutuhan kita
akan terpenuhi semuanya? Tentu saja tidak. Dengan hanya sistem barter, kita tidak akan mengenal HP, laptop, motor, dan mungkin kita juga tidak mengenal
pakaian
karena
tidak ada
industri
yang dapat
memproduksi mesin
jahit.
Sangat
banyak keuntungan dari industrialisasi. Namun
di sisi lain sebenarnya industrialisasi memiliki
dampak merusak lingkungan alam. Limbah-limbah industri
yang tidak
dapat
diolah menjadi sebab kerusakan
lingkungan. Misalnya saja limbah
pabrik
yang dibuang
di
sungai
sekitar pabrik. Yang pada
awalnya
suangi tersebut banyak hidup ikan
yang bisa diambil warga, mejadi tercemar dan banyak ikan
yang mati.
Sungai yang
awalnya
digunakan warga
untuk
bertahan
hidup jelas tidak
akan
bisa digunakan lagi.
Untuk membuka lahan perindustrian
pun harus mengorbankan lahan
yang ada.
Bisa kita lihat disekitar kita, untuk
membuka suatu lahan
perindustrian harus
mengorbankan
hutan
maupun sawah yang
ada.
Untuk Indonesia sendiri pembangunan
berkelanjutan
belum benar-benar dilaksanakan.
Semakin banyak industri akan semakin sedikit
lahan pertanian maupun
hutan. Hal ini akan
mengakibatkan
pemanasan global. Selain itu buruknya
drainase atau sistem
pembuangan air
dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai, akan mengakibatkan banjir.
Biasanya masyarakat
yang tinggal
dibantaran sungai
kurang memiliki
kesadaran untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai. Kerusakan hutan baik karena pengalih fungsian lahan maupun karena
penebangan liar
untuk industri dapat berakibat
terjadinya bencana tanah longsor. Selain itu penimbuna rawa-rawa untuh daerah pemukiman juga dapat merusak lingkungan. Seperti yang kita ketahui, masih banyak pabrik yang
mengeluarkan polusi udara tanpa ada penyaringan. Terlebih lagi semakin hari
semakin
banyak
kendaraan
bermotor yang menambah polusi
udara.
Daftar
Rujukan:
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press, 1992.
0 komentar