Perubahan dan Problematika Lingkungan

by - 08.51

Perubahan dan Problematika Lingkungan
Oleh: Paelani Setia
Image result for perubahan lingkungan
Ketika berbicara perubahan sosial tentunya berbicara tentang teori perubahan sosial yang merupakan salah satu teori sosial penting dalam kajian sosiologi. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, seperti; nilai-nilai sosial, kelembagaan kemasyarakatan, struktur masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, menjadi perhatian teori sosial ini.
Soejono Soekanto, secara garis besar menjelaskan sumber perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat/internal dan luar masyarakat/eksternal. Faktor Internal; perubahan kependudukan, penemuan, konflik dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Faktor eksternal ini meliputi antara lain, peperangan dengan negara lain, pengaruh kebudayaan masyarakat lain, perubahan dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia.
Setiap proses perubahan dalam masyarakat ada faktor pendorong yang mempercepat terjadinya perubahan, serta faktor penghambat yang memperlambat ataupun bahkan menghalangi terjadinya perubahan sosial itu sendiri.
Faktor-faktor pendorong perubahan sosial; kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju, keinginan untuk maju, sistem terbuka lapisan masyarakat, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi ke masa depan.
Suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan baru dalam masyarakat, yakni dampak positif dan negatif. Dampak positif, adanya kemudahan dalam komunikasi. Dampak negatif, ditandai dengan adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, gengsi jadi ukuran. Selain itu yang terpenting adalah perubahan yang berdampak pada ekosistem kehidupan atau lingkungan. Ini snagat penting karena lingkungan adalah tempat tinggal manusia yang setiap saat manusia bersinggungan dengan lingkungan.
Kehidupan manusi tida bisa   dipisahkadar lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan. Kita makan, minum, menjaga  kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Maka berarti, lingkungan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Secara khusus, kita sering menggunakan  istilah lingkungan hidup untuk  menyebutkan  segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan  hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Perubahan  sosial  lebih  mengarah  kepada  modernisasi  dan globalisasi  karena manusia lebih menginginkan hal yang sederhana, simple, mudah dan instan.  Berkembangnya modernisasi dan globalisasi inilah yang menjurus pada industrialisasi. Semakin modern suatu negara akan semakin banyak  pula  industri yang ada di negara tersebut. Namun banyak negara yang kurang memperhatikan dampak negatif dari sebuah industri. Industri tidaklah buruk. Karena  dengan  industri  kita  tidak  perlu  lagi  mengantri  membuat  pakaian, sepatu, ataupun membuat makanan ringan.  Melalui industri hal kecil hingga hal besar dapat kita miliki tanpa perlu membuatnya sendiri.
Jika kita balik ke masa lalu, manusia hidup dengan sistem barter. Andai saja saat ini sistem barter masih menjadi cara bertahan hidup manusia, apakah kebutuhan kita  akan terpenuhi semuanya? Tentu saja tidak. Dengan hanya sistem barter, kita tidak akan mengenal HP, laptop, motor, dan mungkin kita  juga  tidak  mengenal  pakaian  karena  tidak  ada  industri  yang  dapat memproduksi mesin jahit.
Sangat banyak keuntungan dari industrialisasi. Namun di sisi lain sebenarny industrialisasi memiliki dampak merusak lingkungan alam. Limbah-limbah  industri  yang  tidak  dapat  diolah  menjadi sebab  kerusakan lingkungan.  Misalnya  saja  limbah  pabrik  yang  dibuang  di  sungai  sekitar pabrik. Yang  pada  awalnya  suangi  tersebut  banyak  hidup  ikan  yang  bisa diambil warga, mejadi tercemar dan banyak ikan yang  mati.  Sungayang awalnya  digunakan  warga  untuk  bertahan  hidup  jelas  tidak  akan bisa digunakan lagi.
Untuk membuka lahan perindustrian pun harus mengorbankan lahan yang ada. Bisa kita lihat disekitar kita, untuk membuka suatu lahan perindustrian  harus  mengorbankan  hutan  maupun  sawah  yang  ada. Untuk Indonesia sendiri pembangunan berkelanjutan belum benar-benar dilaksanakan.
Semakin banyak industri akan semakin sedikit lahan pertanian maupun hutan. Hal ini akan mengakibatkan pemanasan global. Selain itu buruknya  drainase  atau  sistem  pembuangan  air  dan kesalahan  dalam menjaga daerah aliran sungai, akan mengakibatkan banjir. Biasanya masyarakat yang tinggal dibantaran sungai kurang memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai. Kerusakan hutan baik karena pengalih fungsian lahan maupun karena penebangan liar untuk industri dapat  berakibat terjadinya  bencana  tanah longsor. Selain itu penimbuna rawa-rawa untuh daerah pemukiman juga dapat merusak lingkungan. Seperti yang kita ketahui, masih banyak pabrik yang mengeluarkan polusi udara tanpa ada penyaringan. Terlebih lagi semakin hari semakin banyak kendaraan bermotor yang menambah polusi udara.

Daftar Rujukan:
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press, 1992.

You May Also Like

0 komentar