Metha Theory George Ritzer

by - 08.34


Meta Theory
Oleh: Paelani Setia
Image result for meta theory ritzer

Meta theory bermakna proses akumulasi (penyatuan) teori yang bersandar pada proses analisis refleksi (aplikasi) terhadap teori-teori yang berkembang dalam sosiologi. Sebetulnya dalam ilmu antropologi dibahas adanya proses evolusi dalam masyarakat:
Difusi
1.       Akulturasi
2.       Asimilasi
3.       Inovasi
4.       Discovery

Hal tersebut sebetulnya sama halnya dengan meta theory (atau disebut pula ‘metasosiologi’) dalam sosiologi. Dalam meta theory terdapat tujuan:
1    1. Alat untuk memperoleh pemahaman tentang teori;
Fungsi ini menggunakan akal sebagai instrument dasarnya, karena proses pemahaman tentunya menggunakan akal. Selain itu, ilmu pengetahun yang sistematis juga digunakan sebagai dasar dimana hal tersebut penting karena paradigma ilmu pengetahuan Kuhn juga sistematis. Akal juga diperlukan dalam pembentukan sikap pemaknaan sehingga teori yang ada harus sesuai dengan proses penerapannya agar tidak terjadi mal-teori (penyalahgunaan teori). Misalnya, Albert Einstein menemukan atom untuk perdamaian, tapi malah disalahgunakan oleh Sekutu untuk mengebom Nagasaki dan Hirosima di Jepang sehingga meluluhlantahkkan semuanya. Oleh karena itu, pemahaman teori dalam sosiologi sangat penting sehingga kita bisa menerapkan teori yang ada sesuai dgn fakta social yang ada dan sesuai porsi dan tempatnya. Teori konflik maka sebaiknya terapkanlah dalam proses analisis masyarakat konflik, jangan campurkan dengan teori lainnya. Seperti, teori Marx yang saat itu kondisi masyarakat sedang berkonflik di Eropa. CW. Mills mengungkapkan teori konflik structural karena pada saat itu di USA terjadi konflik elit dan non elit.

2    2. Mengkaji perkembangan teori;
Pada dasarnya karena objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang hidup tdk diam melainkan dinamis maka teori yang diperlukan dalam mengkaji masyarakat pun haruslah dinamis dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat sehingga lahirlah Teori Sosiologi Klasik 1, 2 dan TSM 1, 2. Oleh karena itu perubahan social masyarakat menjadi salah satu kajian sosiologi yang akan menghasilkan teori-teori baru sesuai dengan konsep ilmu pengetahuan. Discovery (penemuan baru) adalah salah satu contoh dalam ilmu antropologi, penemuan akan pembakaran tanah liat yg bisa digunakan untuk membuat genting dan kreasi hiasan salah satunya. Atau penemuan dan inovasi pada sumber makanan singkong yang tidak hanya diolah menjadi nasi singkong saja melainkan juga bisa diolah menjadi kripik, ataupun olahan lainnya.
Begitupun dlm sosiologi teori konflik Marx dipandang tidak relevan lagi di zaman sekarang, karena konflik dalam industry tidak hanya melibatkan dua kelompok ploletariat (buruh) dan borjuis (pemilik modal) saja, melainkan ada pihak (kelompok kepentingan) seperti manajer dan penguasa.

3    3. Mempelajari pada basis persepktif/menciptakan sudut pandang lain;
Dalam konsep Ritzer ada paradigma terpadu yang berdasar pada tiga paradigma sebelumnya. Sudut pandang baru dianggap penting dlm teori sosiologi agar bisa merumuskan fenomena masyarakat secara multi-pandang. Ini yang menjadi ciri bagai mahasiswa sosiologi dimana harus mempunyai sikap sociological imagination  (CW Mills) yang memandang suatu persoalan secara mendalam dan dihubungkan dgn teori yang ada. Misalnya, ketika memahami kemiskinan kita tidak hanya akan berasumsi bahwa itu disebabakan oleh pengangguran atau kemalasan bekerja melainkan kita juga harus berpikir bahwa ada factor besar lain yang melatarbelakanginya seperti kebijakan ekonomi, kebijakan politik, dll. Begitupun dalam memandang korupsi kita tdk bisa hanya menyalahkan factor rakus si pelaku melainkan kita juga harus berpikir tentang system yang ada dlm birokrasi.


You May Also Like

0 komentar