#BelajarSingkatPart1/ What is Pamali?
#BelajarSingkatPart1
What is Pamali?
Oleh: Paelani Setia

Jika kita hidup di
tataran Sunda tentunya tdk asing mengenal istilah "pamali". Istilah
tsb merupakan bagian dari mitos (mytologis). Mitos adalah 'a type of speech', suatu praktek-praktek diskursus modern yang
memerangkap kita dlm sebuah keseharian yang sebenarannya bersifat imajinatif.
Tanpa sadar, hal
itu membentuk suatu pengetahuan palsu, mengkonstruk kerancuan berpikir, dan
menciptakan keyakinan-keyakinan semu. Informasi yang kita peroleh sangat jarang
diketahui keasliannya, benar atau salahnya, kebenaran atau hanya propaganda
keyakinan yang kita bela. Akibatnya, hoax jadi makanan sehari-hari yang
berujung pada kebencian, fitnah, caci maki, atau sikap pendusta.
Banyak mitos-mitos
yang sangat mengakar dan tdk diketahui oleh orang banyak karena kekuatan
hegemoni doktrinisasi yang diajarkan sejak kecil sangat kuat sehingga membentuk
keyakinan tanpa pembuktian, diantaranya:
1. Islam masuk ke
Indonesia abad ke-13 melalui Gujarat India (Padahal Islam masuk ke Indonesia
abad ke-7/8 ketika Kerajaan Sriwijaya masih berkuasa, melalui utusan dagang
dari Kekhalifahan Bani Umayyah bernama Ta Cheh/Ta Shi bersamaan dgn berita dinasti
T’ang dari China).
2. Indonesia
dijajah Belanda 350 tahun, padahal sampai akhir abad ke 19 Belanda (VOC) tdk
pernah menguasai Indonesia secara keseluruhan terbukti dgn perlawanan terus
menerus para Ulama, Kiayi, Santri, dan pejuang lainnya.
3. Lahirnya
Pancasila 1 Juni 1945 oleh Soekarno, padahal Pancasila yang sekarang digagas M. Yamin pada 18 Agustus
1945.
4. Khilafah
Islamiyyah (sistem pemerintahan Islam) tdk ada dalam ajaran Islam atau tdk
pernah diterapkan dalam sejarah Islam, padahal jelas Nabi, Sahabat, dan para
Tabiin (Umayyah, Abbasiyyah, Utsmani) melaksanakannya hingga berabad-abad,
serta termaktub dalam kitab-kitab fiqih (ulama klasik/kontemporer) khususnya
dlm kitab Al-Ahkam As-Sulthaniyyah (Imam Al-Mawardi), dll.
5. Zaman
Rainassance merupakan abad kegelapan dunia (kemunduran manusia di bumi),
padahal terdapat 1 peradaban yang besar dan jaya selama berabad-abad dimana pusat
ilmu pengetahun, militer, ekonomi, bersumber disana yaitu Peradaban Islam.
6. Terorisme
selalu dikaitkan dgn kelompok Islam, padahal sejarah mencatat Adolf Hitler
(Nazi) membunuh 4 juta jiwa orang Yahudi, Josep Stalin membunuh 2 juta jiwa
rakyatnya, Biksu Myanmar membunuh ratusan masyarakat etnis Rohingya, Mau Ze
Dong membunuh ratusan ribu rakyat China, Solobodon Milosevic membunuh etnik
Muslim Bosnia, atau bahkan Zionis Israel yang membunuh jutaan jiwa warga
Palestina. Apakah ada yang mengatakan mereka teroris? Tidak ada. Inilah akibat framing
media sbg strategi kekuasaan dunia yang besar, hingga tdk sadar korbannya
adalah kita, padahal jelas kegiatan pembunuhan, kekerasan, atau pemerkosaan
BUKAN ajaran Islam.
Hingga mitos-mitos
lainnya, seperti belajar Matematika itu sulit, atau belajar Bahasa Inggris itu
susah serta masih banyak lagi mitos-mitos lainnya.
Sikap yang
diperlukan tentunya adalah kecerdasan berpikir, dan kekritisan dlm memahami
fenomena yang ada melalui literasi yang kredibel, informasi, fakta, data yang
bisa dipertanggungjawabkan, serta sikap curiosity
sbg manusia yg terus belajar. Namun, seringkali orang berlaku demikian diatas
justru dianggap sbg radikal yang berbahaya. Padahal sikap judgement tsb justru
hanya percaya pada apa yg orang lain katakan (mitos) bukan hasil pembelajaran
secara ilmiah, apalagi bersandar pada kepentingan yang ditunggangi oleh tujuan
tertentu. Ironis malah apabila mitos-mitos tersebut dibiarkan yang justru
sangat membahayakan apabila terus menerus dipercaya dan diwariskan kpd generasi
selanjutnya.
Wallahu A’lam
Bis-shawab.
0 komentar