Menjadi Pribadi Spektakuler
Muda Berkarya_setiapaelani66blogspot.com
MUKADIMAH
Segala puji bagi Allah, Tuhan Penguasa seluruh alam. Shalawat dan Salam tercurah limpah kepada sebaik-baik Nabi dan Rasul, Muhammad Saw. Amma ba’du.
Hubungan kemanusiaan menempati bagian terbesar dalam aktivitas kehidupan manusia. Bahkan, sesuatu yang sangat membantu dalam hidupnya adalah hubungan-hubungan dan interaksinya dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Kesuksesan dan kegagalan seseorang dalam hidupnya tergantung pada seberapa luas hubungannya dengan orang lain.
Bertolak dari urgensi interaksi dengan orang lain dan prinsip hubungan-hubungan kemanusiaan, maka agama datang dengan membawa metode interaksi yang benar dan tatanan yang lurus yang menjalin keberlangsungannya. Agama menjadikan permasalahan interaksi manusia sebagai salah satu tema sentral di antara tema-tema yang ada. Maka tidak aneh, bila Islam menganggap hubungan manusia sebagai bagian dari agama, ‘Agama adalah interaksi’. Bahkan ketaatan seseorang terhadap agama—dalam sebagian besar hukum-hukumnya—bergantung kepada interaksinya yang bagus dengan orang lain.
Pada dasarnya, Islam adalah agama pemersatu dan kasih sayang. Anjuran untuk mengenal manusia dan berhubungan dengan orang lain adalah dasar-dasar ajarannya. Islam tidak memerintahkan pemeluknya meninggalkan masyarakat dan lari dari tanggung jawab kehidupan. Allah Swt. tidak menyediakan derajat yang mulia kepada orang-orang yang bersembunyi dan lemah.
Rasulullah Saw. bersabda:
Orang muslim yang bergaul dengan masyarakat, kemudian dia sabar menghadapi gangguan mereka, lebih baik dari pada orang muslim yang tidak bergaul dengan mereka dan tidak sabar dengan gangguna mereka. (HR. Tirmidzi).
Perumpamaan manusia dengan sahabat-sahabtanya
Laksana telapak tangan yang bersatu dengan pergelangannya
Tidak ada gunanya telapak tangan yang terputus
Begitu pula tidak ada gunanya lengan yang buntung
Dalam karya yang sederhana ini, saya berusaha membahas cara-cara yang bisa menjadikan saya dan seseorang memiliki kepribadian magnetis dan dicintai banyak orang.
Kepribadian magnetis adalah kepribadian yang mampu menarik orang lain dengan sifat-sifat, moral, dan potensi yang dia miliki.
Sebagaimana magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif, begitu pula manusia. Jika Anda ingin memiliki kepribadian magnetis dengan seutuhnya, maka pertama-tama Anda harus mengalahkan titik-titik negatif dan mulai mengembangkan titik-titik positif yang ada pada diri Anda. Demikian pula, Anda harus ikhlas dalam perkataan dan perbuatan, sehingga Anda menjadi pribadi positif dalam masyarakat, dicintai Allah dan manusia.
Dalam karya yang sederhana ini, kita akan berjalan-jaln melewati beberapa tempat pemberhentian. Pertama, kita akan berhenti di pengukuran kepribadian magnetis pada diri Anda, hingga Anda tahu darimana harus memulai perjalan ini bersama saya. Kemudian, kita akan berpindah ke tempat sepuluh rahasia pribadi yang menarik. Dengan sepuluh rahasia tersebut, Kita bisa menarik hati orang lain dan melunakkan kekerasan sifatnya dengan cara dan kaidah rabbani yang kita ambil dari Kitab dan Sunnah, serta dengan meneladani hubungan Rasulullah Saw. dengan sahabatnya.
Rasulullah Saw. bersabda:
Sesungguhnya Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Kemudian kita berpindah ke tempat pemberhentian yang penting, yaitu fakta-fakta menarik dalam bidang kedokteran dan sosial, pendapat ilmu modern tentang kepribadian magnetis dan seni membangun hubungan dengan orang lain.
Kemudian kita berpindah ke masalah body language (bahasa tubuh). Bahasa tubuh adalah ilmu yang berdiri sendiri dalam seni membangun hubungan dengan orang lain. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia bisa menggunakan inderanya untuk mendapatkan hati orang lain dan bisa menjalin hubungan baik dengan mereka.
Setelah itu, kita akan naik ke tempat kunci-kunci utama untuk mendapatkan hati. Tempat yang banyak dilupakan oleh banyak orang. Dari situ, kita akan berpindah ke tempat pemberhentian yang penting dalam kepribadian magnetis, yaitu Bagaimana Anda bisa berhubungan dengan orang lain dengan memahami kejiawaan dan karakter mereka, melalui kepribadian mereka yang tersembunyi. Semua itu bisa Anda dapatkan dalam bab “Memahami Ekspresi-ekspresi Persahabatan”.
Kemudian kita akan berpindah ke tempat sisi-sisi negatif dalam masyarakat. Seorang yang ingin memiliki kepribadian magnetis harus menghindari Sembilan sifat negatif dalam masyarakat, hingga dia memiliki jiwa sosial yang baik.
Setelah itu, kita akan berpindah ke tempat rintangan-rintangan yang diletakkan sendiri oleh seorang di depannya, sehingga dia tidak bisa menjadi pribadi magnetis dan akan kita lihat bagaimana kita bisa menghilangkan rintangan-rintangan tersebut.
Terakhir, para pembaca! Kita akan bersama-sama memetik buah dari buku sederhana ini yang terwujud dalam 25 kaidah emas. Dengan kaidah emas ini, diharapkan Kita menjadi pribadi yang magnetis, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Seorang penyair berkata:
Bila kamu bertanya tentang orang yang mulia, kamu akan mendapatkan diriku
Laksana matahari yang tertutup awan, bersinar di semua tempat
Paelani Setia
Kepada semua orang yang berusaha menyatukan hati dan menerangi jalan.
Kepada semua orang yang yang berusaha membahagiakan orang lain untuk mendapatkan ridha Allah.
Kepada semua orang yang berusaha tersenyum tulus kepada orang-orang yang dijumpainya.
Kepada semua orang yang mengangkat semboyan: Mendapatkan hati lebih utama daripada mendapatkan posisi..
Saya persembahkan karya sederhana ini.
Paelani Setia
BAB 1
STOP!!!
Agar anda menjadi orang yang menyenangkan, pertama Anda harus dapat mengoreksi kekurangan dan kesalahan Anda ketika berhadapan dengan orang lain.
Siapkah Anda?
Bila ya, mari kita lanjutkan!
BAB 2
10 RAHASIA PRIBADI YANG MENJADIKAN ANDA MENARIK…
Pertama: Jadilah manusia yang berakhlak, niscaya Anda mendapatkan nama yang baik!
Kedua: Tampakkan perhatian Anda kepada orang lain!
Ketiga: Optimis dan semangat!
Keempat: Rendah hati kepada semua orang!
Kelima: Jangan mudah marah!
Keenam: Belajarlah Tersenyum!
Ketujuh: Jangan lupa memberi hadiah!
Kedelapan: Perhatikan penampilan Anda.
Kesembilan: Kuasailah seni berbicara!
Kesepuluh: Kuasailah seni mendengar dan memperhatikan!
Sepuluh Rahasia Pribadi yang Menaik, Sehingga Anda Memiliki Kepribadian Magnetis
Pertama, Jadilah Manusia yang Berakhlak, Niscaya Anda Mendapatkan Nama yang Baik
Akhlak merupakan nilai terpenting dalam kehidupan, akhlak menjadi salah satu unsur utama peradaban dan dasar kemanusiaan.
Islam telah menekankan urgensi akhlak menjadikannya sebagai salah satu keutamaan paling penting yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam kehidupannya. Banyak sekali hadis dan riwayat yang menerangkan keutamaan akhlak, diantaranya:
Nabi Saw. bersabda:
Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan amal seseorang Mukmin pada hari Kiamat, selain akhlak yang mulia. Sungguh Allah Swt. marah kepada orang yang keji dan jorok.
Dalam riwayat yang lain, Nabi Saw. bersabda:
Tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di mizan (timbangan amal perbuatan manusia) lebih berat timbangannya daripada akhlak yang bagus, sesungguhnya pemilik akhlak yang bagus menyamai derajat ahli puasa dan ahli shalat.
Nabi Saw. pernah ditanya, “Perubahan apakah yang paling utama?” Jawab beliau, ‘Akhlak yang mulia’.
Nabi Saw. bersabda:
Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya kepadaku pada hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Bahkan Nabi Saw. menganggap tujuan dari diutusnya beliau adalah untuk menanamakan nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Beliau bersabda:
Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Ketika Abu Dzar mendengar diutusnya Nabi Saw., dia berkata kepada saudaranya, “Pergilah menuju lembah Makkah, dengarkan perkataannya!” Saudaranya berangkat, setelah beberapa lama ia kembali dan berkata kepada Abu Dzar, “Aku melihatnya memerintahkan kepada akhlak yang mulia.”
Semua hadis ini—dan masih banyak lagi hadis yang lain—menunjukkan kepada Anda nilai akhlak dan urgensinya dalam membangun kepribadian, baik dalam tingkatan entitas sebagai peradaban.
Seorang penyair menggambarkan hubungan yang erat antara eksistensi suatu bangsa dengan komitmen mereka terhadap akhlak, dalam syairnya berikut,
Sesungguhnya eksistensi suatu umat tergantung pada akhlak
Jika akhlak telah lenyap, maka hancur pula umat itu
Bila Anda ingin menjadi pribadi yang menarik bagi orang lain, pertama-tama Anda harus menjadi pribadi yang menarik bagi diri sendiri. Itu tidak akan berhasil, kecuali Anda yang berakhlak baik kepada diri Anda sendiri atau bisa disebut oleh para ulama dengan istilah muru’ah (nilai-nilai kesopanan dan kehormatan diri).
Di antara sifat muru’ah adalah:
1. Memiliki kebaikan tanpa menyombongkan diri;
2. Rendah hati tanpa menghinakan diri;
3. Bertemu dengan lawan dan kawan dengan wajah ramah, tanpa ada kesan meremehkan atau takut;
4. Hindari sikap memainkan jari-jari tangan, ketika berhadapan dengan orang lain;
5. Hindari memasukkan jari ke lobang hidung;
6. Mendengarkan orang yang sedang berbicara kepada Anda dan berusaha untuk tidak memintanya mengulangi perkataannya;
7. Hindari sering meludah dan menguap;
8. Jangan berdebat dengan membanggakan kemampuan diri Anda;
9. Jangan bersikap pura-pura seperti layaknya kepura-puraan perempuan yang bersolek;
10. Jangan bersikap tidak tahu malu, seperti seorang budak;
11. Jangan duduk-duduk di pinggir jalan, jika terpaksa, maka jagalah pandangan dan berilah hak kepada pengguna jalan;
12. Jangan banyak bercanda, karena orang pandai akan mendendam kepadamu dan orang bodoh akan berani kepadamu.
Seorang ulama berkata berkata, “Jadilah orang yang memiliki muru’ah, karena muru’ah adalah bagian dari adab.”
Muru’ah bibir adalah perkataan yang manis, baik dan lembut dan membasahinya dengan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt. Muru’ah akhlak adalah keluasan dan kelapangan terhadap orang yang dicintai dan dibenci. Muru’ah harta adalah menyalurkan kepada tempat-tempat yang baik, baik secara akal maupun adat dan syariat. Muru’ah kedudukan adalah menggunakannya untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan dan tidak menyombongkannya. Muru’ah pemberian adalah mempercepat, memudahkan dan memenuhinya. Tidak melihat ketika memberikan dan melupakannya setelah memberikan. Muru’ah meninggalkan adalah meninggalkan perselisihan, saling memaki dan meninggalkan perdebatan. Sedangkan muru’ah dakwah adalah menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.
Dengan akhlak mulia yang Anda miliki, Anda bisa membentuk hubungan-hubungan social yang luas. Dengan ucapan yang sopan, sikap yang lapang, tingkah laku yang bijak dan pembawaan yang tenang, Anda bisa membentuk relasi dimana saja. Akhlaklah yang menarik orang lain kepada Anda, sehingga Anda benar-benar menjadi pribadi magnetis.
Muatan Magnetis
Rasulullah Saw. bersabda:
Orang mukmin yang paling sempurna Imanya adalah mereka yang paling baik akhlaknya. Orang yang sopan dan mulia akhlaknya adalahmereka yang bersikap ramah dan disukai orang lain. Tidak ada kebaikan bagi orang yang bersikap ramah dan tidak pula disukai orang lain.
3. Janganlah mengeluhkan kondisi yang ada di sekitar Anda, namun berusahalah memanfaatkannya untuk keuntungan diri Anda. Tidak penting apa yang menimpa kita, namun yang penting adalah bagaimana kita menghadapi apa yang menimpa kita, yang penting kita tahu bagaimana kejadian itu bisa memberikan pengaruh positif dalam diri dan kehidupan kita.
4. Hindari mengulang-ulang kalimat patah semangat dan pesimis,
Saya tidak bisa…
Saya belum mampu…
Saya tidak sesuai dengan yang diinginkan…
Saya bukan orang yang cocok menjalankan tugas ini!
Saya tidak memiliki cita-cita dan harapan dalam hidup ini!
5. Catat hasil kesuksesan Anda dalam buku Agenda Anda. Sekali waktu lihatlah kembali, terutama ketika Anda frustasi atau hilang semangat.
6. Jauhi sikap mudah menyalahkan diri sendiri, kuasailah perasaan-perasaan yang menyakitkan, jangan biarkan orang lain kasihan kepada Anda.
Dalam sebuah pepatah klasik dinyatakan, “Engkau akan menjadi seperti yang engkau pikirkan.”
Sosok Magnetis
Napoleon Bonaparte pernah ditanya seseorang, “Bagaimana cara Anda membangkitkan rasa percaya diri pasukan Anda?” Jawabnya, “Dengan tiga hal: Apabila ada yang mengeluh, “Aku tidak bisa”, aku katakana padanya, “Berusahalah!” ; bila ada yang berkata, “Aku tidak tahu”, aku katakana padanya, “Belajar!”; dan bila ada yang berkata, “Tidak mungkin terjadi”, aku katakana padanya, “Dicoba dulu!”.
Keempat, Rendah Hati Kepada Semua Orang
Diantara factor terpenting bagi kesuksesan hubungan social adalah rendah hati kepada semua orang. Orang yang rendah hati akan dicintai dan dihormati semua orang. Karena siapa saja yang menghormati orang lain, maka orang lain akan menghormatinya.
Rendah hati adalah sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim, karena rendah hati menggambarkan kebesaran jiwa dan keagungannya. Karena itu setiap muslim harus berusaha agar sikap rendah hati berubah menjadi malakah (sifat dasar) dalam dirinya.
Allah Swt., dalam Al-Quran telah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bersikap rendah hati atau tawadhu’. Walaupun kata tawadhu’ tidak ada dalam Al-Quran, namun kata-kata yang menunjukkan sikap rendah hati banyak disebutkan dalam Al-Quran, diantaranya firman Allah Swt., Dan berendahhatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (Al-Hijr: 88), dan firman-Nya yang berbunyi, Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (Al-Furqon: 63), serta masih banyak lagi ayat yang lainnya yang menunjukkan makna rendah hati. Sedangkan dalam hadits Nabi Saw., banyak sekali riwayat yang menganjurkan sikap rendah hati, juga menjelaskannya. Di antaranya sabda Rasulullah Saw. yang berbunyi, “Sedekah tidak akan membuat harta berkurang. Allah akan menambahkan kemuliaan kepada hamba yang pemaaf dan tidak ada seorang pun yang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah akan mengangkatnya.”
Pada suatu hari, Rasulullah Saw. berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Mengapa aku tidak melihat manisnya ibadah pada diri kalian?” Mereka menjawab, “apakah yang dimaksud dengan manisnya ibadah, wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, ‘Rendah Hati.”
Seni Meraih Sikap Rendah Hati
Rendah hati dalam Bahasa Arab disebut tawadhu’. Kata dasar tawadhu’ adalah wadha’a yang berarti menunjukkan sesuatu yang rendah. Tawadhu’ menurut ulama akhlak adalah bersikap lembut dan tidak menyombongkan diri. Karena itu, para ulama berkata, “Tawadhu’ adalah lembut kepada makhluk, tunduk kepada kebenaran dan tidak menyombongkan diri.”
Tawadhu’ adalah pondasi dasar persahabatan. Tawadhu’ bukanlah ilmu yang dapat dibaca, teori yang bisa dihafal dan bukan pula pelajaran yang disampaikan, tetapi tawadhu’ adalah keahlian yang harus dilatih.
Sangat mudah bagi manusia menguasai sesuatu dari sisi teori, namun sulit dalam mempraktikkannya atau melatihnya, hingga menjadi bagian dari tindakan-tindakannya secara alami.
Mungkin anda bisa mempelajari bagaimana mengendarai motor hanya dalam satu menit, namun Anda butuh latihan selama sebulan, hingga Anda benar-benar bisa mengendarai motor dengan benar dan menjalankannya secara normal.
Demikian pula halnya dengan tawadhu’, mempelajari dasar-dasarnya tidak membutuhkan waktu yang lama, tetapi akan butuh waktu yang lama hingga seorang bisa mempraktikkannya dan menjadi bagian dari tindakannya.
Kemauan yang keras, keinginan yang kuat, keyakinan yang mantap dan istiqamah adalah unsur-unsur penting untuk melatih jiwa, membiasakan menjalankan sifat-sifat terpuji dan membersihkannya dari semua sifat-sifat tercela.
Sekarang, apa saja dasar-dasar rendah hati, bagaimana kita menjalankan rendah hati dan apa maksud dari rendah hati?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini... saya hadirkan keteladanan cemerlang dari ketawadhu’an Rasulullah Saw. Terhadap sahabat-sahabatnya, sehingga kita bisa mengambil pelajaran darinya dalam seni rendah hati.
Rasulullah Saw. Dengan keedudukannya yang mulia adalah manusia yang paling rendah hati. Beliau memperbaiki terompahnya sendiri, menjahit bajunya yang sobek, dan beliau ikut menyiapkan kebutuhan dan makanannya di rumah bersama keluarganya. Para sahabat tidak menggantikan pekerjaan-pekerjaan beliau, karena mereka tahu Rasulullah Saw. tidak akan berkenan pekerjaannya di lakukan orang lain. Ketika beliau melewati anak-anak yanag sedang bermain. Rasulullah Saw memberikan salam kepada mereka. Ada seorang laiki-laki mendatangi Rasulullah Saw., laki-laki itu gemetar karena wibawa beliau, maka Rasulullah Saw berkata “Tenangkan dirimu, aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra dari seorang wanita Quraisy yang makan seperti yang engkau makan.” Beliau duduk menyatu dengan sahabat-sahabatnya, seolah-olah beliau adalah bagian dari mereka. Jika dating orang asing, maka dia bertanya tentang Rasulullah dan sahabat meminta beliau untuk duduk di tempat yang bisa dikenali orang asing. Para sahabat telah membuatkan untuk Rasulullah tempat duduk khusus dari tanah liat, lalu Rasulullah Saw. tidak makan di atas meja dan tidak pula di atas piring hingga beliau wafat. Tidak ada seorang pun sahabat atau orang lain memanggil beliau, kecuali beliau akan menjawabnya, ‘Labbaik” (Ya, aku datang, aku penuhi panggilanmu).
Rasullullah Saw. tidak mengistimewakan dirinya dari sahabat-sahabatnya. Bahkan beliau selalu ikut serta dalam pekerjaan mereka, baik ringan mauapun berat. Bila beliau masuk rumah, maka beliau akan membantu pekerjaan dan istri-istri beliau. Beliau memerah susu domba, menjahit pakaian sobek, memberi makan binatang ternaknya, mengikat untanya, menggiling gandum, membeli kebutuhan dapur di pasar dan mengangkatnya sendiri, makan bersama pembantu, mengobrol dengan orang-orang miskin, dan mengasihi para janda, anak-anak yatim dan fakir.
Demikianlah, Rasulullah Saw. adalah panutan utama dalam sikap rendah hati. Beliau menggariskan gambaran yang jelas kepada kita tentang rendah hati. Sudah seharusnya kita mengikuti Rasulullah Saw., karena beliau adalah pemimpin dan panutan kita.
Rendah hati adalah salah satu unsur terpenting bagi kesuksesan hidup dalam masyarakat. Jika Anda ingin menjadi orang terkemuka dan pemimpin dalam masyarakat, di antara teman-teman atau dalam kabilah Anda, maka tidak ada sesuatu yang bisa seperti tawadhu’ yang bisa mewujudkan apa yang Anda inginkan. Sebagaimana dikatakan oleh orang bijak dari China, Lao Tse, “Orang pintar jika ingin menguasai manusia, dia akan menempatkan dirinya di bawah mereka dan jika dia ingin menggambarkan mereka, maka dia menjadikan dirinya dibelakang mereka. Tidaklah engkau lihat lautan dan sungai, bagaimana air bertemu dari ratusan anak sungai dank anal yang ada di atasnya?”
Tidak ada seorang manusia pun yang menyukai orang sombong, membanggakan diri, merasa lebih hebat dari teman-temannya, yang angkuh dalam cara jalan dan perkataannya? Tak ada seorang pun yang akan menerima kesombongan orang lain dan tak ada satu makhluk pun yang tunduk terhadap keangkaramurkaannya. Bahkan membalasnya dengan sikap sombong adalah balasan setimpal untuk menjatuhkan kesombongannya.
Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw., “Jika kalian melihat orang-orang tawadhu’ dari umatku, maka bersikaplah tawadhu’ kepad mereka; dan jika kalian melihat orang-orang yang sombong, maka balaslah dengan kesombongan, karena sesungguhnya hal itu bisa merendahkan mereka.”
Kepada orang mukmin yang baik, kita harus bersikap tawadhu’. Sedangkan kepada orang yang sombong, kita tidak pantas berendah hati padanya!
Rendah hatilah! Karena rendah hati adalah wasiat para nabi kepada umatnya. Tawadhu’lah! Karena tawadhu’ adalah hikmah para filosof kepada pengikutnya.
Muatan Magnetis
Tawadhu’lah, niscaya engkau akan menjadi laksana bintang-bintang.
Ia, bagi yang melihatnya, tampaknya berada dia atas permukaan air, padahal ia tinggi.
Dan janganlah seperti asap yang membumbung tinggi.
Di atas lapisan udara, padahal asap itu hina.
Kelima, Jangan Mudah Marah
Marah merupakan penyakit jiwa paling buruk yang mempengaruhi tinggah laku manusia. Karena dengan marah manusia kehilangan keseimbangan akal dan mentalnya. Ulama akhlak telah memberikan pengertian marah sebagai berikut, “Marah adalah gerakan dalam jiwa, menyebabkan darah bergejolak dalam hati, kemudian memancar dan menyebar ke seluruh urat nadi dan naik ke atas badan seperti halnya api yang membumbung tinggi ketika berkobar, dan air di panic ketika mendidih. Ketika itu, otak menjadi seperti guayang di bawahnya sedang dinyalakan api, sehingga dinding gua menjadi hitam oleh jelaga dan asapnya tebal. Di goa tersebut ada pelita yang menyala dengan api kecil, kemudian padam, sehingga wajah dan kedua matanya menjadi merah.”
Para ulama akhlak berkata, “Jika marah semakin bergejolak, maka akan menimbulkan gerakan-gerakan yang kasar dank eras. Otak dan seluruh syaraf penuh dengan asap yang gelap, sehingga cahaya akal menjadi tertutupi dan melemahkan kerjanya. Orang yang sedang marah tidak akan terpengarsuh oleh ceramah dan nasihat.”
Dengan kata lain, marah adalah lepasnya akal dan mengikuti nafsu.
Islam telah memperingatkan kaum muslimin dari sifat marah, dan menganjurkan untuk bersabar dan menahan marah. Itu karena sifat sabar memiliki pengaruh-pengaruh yang baik bagi kepribadian manusia. Sedangkan marah akan memberikan hasil dan pengaruh yang buruk bagi manusia. Seorang laki-laki menemui Rasulullah Saw. dan berkata, “Wahai, Rasulullah! Ajarkan kepadaku sesuatu, namun jangan banyak-banyak supaya aku bisa memahaminya.” Rasul berkata, “Jangan marah!” beliau mengulangi kata-katanya ini beberapa kali”.
Dalam hadis yang lain, Nabi Saw. bersabda:
Orang yang kuat bukanlah orang yang dapat mengalahkan lawannya dalam pertarungan, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.
0 komentar