Makalah Terbentuknya Alam Semesta

by - 05.09

MAKALAH
TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Dosen Pengampu: Annisa Luthfia, M.Pd.
  Disusun Oleh:
    Kelompok 2:
1.      Muhamad Ikhsan
2.      Nabilla Oktavia Wulansari
3.      Nizar Aulia
4.      Paelani Setia
5.      Rifan Fathurrohman S.



JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt., berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah “Teori Terbentuknya Alam Semesta”. Alhamdulillaah kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah  ini dengan baik meskipun kami juga menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya.
Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Annisa Luthfia, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar  yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan membantu kami sebagai penulis dalam menyelesaikan makalah  ini. Dan tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak tang telah membantu menyelesaikan makalah  ini dan bekerja sama menyelesaikan makalah  ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok, menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca, memberikan gambaran tentang teori terbentuknya alamm semesta menurut teori barat dan teori Islam secara rinci dan mudah dipahami. Kemudian, kami berharap bahwa para pembaca bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari makalah ini.
Makalah tentang teori terbentuknya alam semesta ini diuraikan secara rinci dan jelas yang disesuaikan dengan fakta dan hasil analisis berbagi sumber. Dalam makalah ini juga dibahas semua yang berkaitan dengan teori kususnya teori tentang terbentuknya alam semesta.
Semoga makalah materi ini bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam makalah-makalah lainnya khususnya bagi mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar di masa yang akan datang. Mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.
Penulis,
                                                                                                            (Kelompok 2)
                                               

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Metode 2
BAB II KAJIAN TEORITIK 3
BAB III PEMBAHASAN
A. Definisi Alam Semesta 4
B. Teori Mengenai Terbentuknya Alam Semesta 4
C. Teori mengenai Terbentuknya Galaksi 5
D. Terjadinya Bumi dan Tata Surya 6
D. Teori Alam Semesta Menurut Pandangan Islam 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 14
B. Kritik dan Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Jika kita berada di suatu tempat yang tinggi diluar kota, jauh dari sinar gemerlapan kota dan pada saat itu tidak ada bulan dan langit bebas dari awan, maka akan tampak bintang-bintang. Jika kita menggunakan teropong binokulat atau teleskop, jumlah bintang yang kita lihat semakin banyak. Pengamatan lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli astronomi dengan menggunakan alat-alat atau intrumen mutakhir menunjukkan bahwa dialam semesta terdapat bintang-bintang yang beredar mengkuti suatu pusat yang berupa suatu kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat dekatsatu sama lain (cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu termasuk matahari kita, yang selanjutnya disebut galaksi. Galaksi itu ternyata tidak satu, tetapi beribu-ribu jumlahnya. Galaksi dimana bumi kita berinduk di galaksi Milky Way atau Bima Sakti.
Di antara gambaran alam secara sederhana, Allah berfirman, “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan dia menurukan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rejeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”(QS Al-Baqarah [2]:22. Di surat lainnya Allah berfirman, “Allahlah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa,kemudian dia bersemayam diatas arasy.”… (QS as-Sajdah [32]:4). “Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam.” (Al-fatihah[1]:2).






B.     Rumusan Masalah
Simpulan masalah yang akan kami bahas adalah :
1)      Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
2)      Bagaimana proses pembentukkan Alam Semesta?
3)      Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya?
4)      Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya dan Bumi menurut Ilmu Islam?

C.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1)      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar;
2)      Mengetahui definisi dan unsur-unsur Alam Semesta;
3)      Mengetahui proses pembentukkan Alam Semesta;
4)      Mengetahui proses pembentukkan Tata Surya;
5)      Mengetahui proses pembentukkan Bumi;
6)      Mengetahui proses pembentukkan Tata Surya dan Bumi menurut Ilmu Islam.

D.     Metode Penyusunan Laporan
Dalam metode pengumpulan data yaitu dengan membaca analisis dari buku sumber yang relevan, dan internet sebagai bahan perbandingan dan tambahan.
                                                                            
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Bumi yang saat ini kita tempati dengan segala isinya yang senantiasa kita nikmati, tentunya tidak terjadi begitu saja, tidak ada dengan sendirinya tanpa ada hal besar yang melatarbelakangi keberadaannya. Pasalnya, jika kita menilik pada ayat Al-Qur’an di atas, jelas Allah mengatakan bahwa pada mulanya bumi dan langit adalah satu kesatuan yang tidak terpisah seperti saat ini. Tetapi kemudian Allah menjadikannya dua bagian yang terpisah seperti halnya yang kita lihat saat ini.
Inilah yang kemudian menjadi dasar ketertarikan para ilmuwan dan peneliti untuk menelusuri lebih mendalam tentang proses peralihan bumi yang mulanya, menyatu dengan langit, kemudian terpisah. Berbagai teori kemudian muncul sebagai akibat dari adanya penelitian ilmiah terkait hal itu. Ada George Lemaitre sebagai motor dari teori letusan hebat (Big Bang),  juga ada Astronomi Inggris Fred Hoyle yang memotori teori keadaan tetap. Yang kesemuanya memiliki perbedaan yang sangat prinsip sehingga berimplikasi pada saling menjatuhkan antar satu dengan lainnya.
Sebagai mahasiswa, rasa ingin tahu lebih dalam menterkait hal ini tentulah menjadi sesutu yang sangat prioritas. Pasalnya, mahasiswa sebagai insan berpendidikan, akademisi yang terdidik dan figure yang telah memiliki tempat tersendiri di kalangan masyarakat dituntut untuk bisa memenuhi permintaan masyarakat yang cenderung bertanya-tanya perihal kejadian alam semesta yang sarat akan misteri. Sangat menggelitik rasanya, jika kita sebagai bagian dari  civitas akademika yang dikenal sebagai insan mahir dalam dunia keilmuan dan pengetahuan kemudian tidak cakap dan tanggap dalam rangka menjawab kebutuhan yang ada di masyarakat.
Nah, atas dasar itulah, maka perkenankan kami untuk mengupas lebih mendalam terkait alam semesta dan tata surya yang kami rangkum dalam makalah ini.
 BAB III
PEMBAHASAN
A.    Definisi Alam Semesta
Alam semesta atau jagat raya sudah berusia sekitar 25 biliun tahun dan masih terus berlangsung beberapa billion lagi. Alam kita dihiasi oleh beberapa galaksi yang jumlahnya milyaran antara lain galaksi Bima Sakti yang memiliki 100.000.000.000 bintang dan salah satu diantaranya ialah matahari. Galaksi ini berbentuk cakram atau kue cucur, dan bagian tengahnya yang tebal terdapat 80 milyar bintang yang 20 milyar lainnya berada di tepi termasuk letak matahari kita. Diameter galaksi Bima Sakti 100 ribu tahun cahaya, sedangkan tebal bagian tengahnya kira-kira 10 ribu tahun cahaya. Adapun galaksi lainnya adalah galaksi Magellan (kurang lebih 150 ribu tahun cahaya dari galaksi Bima Sakti), dan galaksi Andromeda lebih jauh dari galaksi Magellan (2 juta tahun cahaya). Kecepatan cahaya adalah kecepatan maksimal yang dapat dilampaui oleh materi (300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 = 9.460.800.000.000 km. bintang yang terdekat dari bumi adalah binta Alpha Centauri, 4 tahun cahaya. Matahari kita bukanlah bintang yang terbesar karena masih ada bintang lain yang besarnya kurang lebih 27.000.000 kali besar matahari. Didalam tata surya, matahari adalah pusat orbit planet-planet yang meliputi Merkurisu,Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto (Meskipun yang terakhir ini, Pluto, sudah mulai di eliminasi dari kelompok planet).
Galaksi tempat bumi kita ini adalah galaksi Bima Sakti. “Galaksi Bima Sakti berbentuk kabut gas hydrogen yang panas sekali sehingga bentuknya bulat-bulat bertambah berat. Akibatnya ia mengadakan kontraksi dan massa bagian luar yang tertinggal. Dari bagian kabut yang mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang yang lambat laun juga mengadakan kontraksi pada kontraksi ini bintang-bintang memancarkan potensial berupa energy kalor sehingga suhu turun. Setelah ribuan tahun bintang-bintang itu ada yang bentuknya hampir tetap seperti mathari kita.”
B.     Teori Mengenai Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta terjadi pada tahun yang lampau bersamaan dengan berbagai letusan besar. Teori terjadinya alam semesta adalah sebaagai berikut:
1.      Teori dentuman atau teori ledakan. Mengatakan bahwa adanya suatu massa dan berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti. Massa yang meledak itu kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif kecil dari massa semula. Kelompok inilah yang kita kenal sebagai Galaksi. Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi titik intinya.
Teori ini tampaknya sesuai dengan firman Allah  pada surat Al-Anbiyaa Ayat 30. Yang artinya: “Dan tidaklah orang-orang kafir itu melihat bahwa sesungguhnya langit dan bumi (dahulunya) adalah sebuah massa, lalu kami pisahkan keduanya dan kami jadikan dari air,tiap-tiap sesuatu yang hidup, maka apakah mereka itu tidak mau percaya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa alam semesta terdiri dari galaksi, tata surya, nebula, cluster, dan benda-benda langit lainnya berasal dari sekepal (satu massa) dengan kuasa Allah SWT. Timbullah gaya endogen yang sangat besar dan mampu meledakkan massa itu, lalu lemparkannya ke segala arah
2.      Teori ekspansi dan kontraksi. Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu masa ekspansi dan masa kontrasi. Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel tersebut berasal dari paralel yang ada pada zaman dahulu kala.
C.    Teori Terbentuknya Galaksi
Menurut Flower (1957) + 12.500 juta tahun yang lalu Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam semesta. Menurut Fowler, kira-kira 12 ribu juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi pada yang ada saat ini. Pada saat ini, galaksi masih merupakan kabut gas hidrogen yang sangat besar. Kabutgas hidrogen tersebut bergerak perlahan-lahan dan berputar pada porosnya, sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya. Kabut gas hidrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas hidrogen tersebut banyak yang tertinggal. Gumpalan kabut hidrogen yang sudah menjadi bintang juga melakukan kontraksi secara perlahan. Menurut macamnya, galaksi dibedakan menjadi 3 macam:
Hal ini diyakini karena sampai sekarang hasil observasi terhadap galaksi bima sakti selalu ditemukan bintang baru.
Bentuk-bentuk galaksi menurut pengamatan ada tiga :
a.      Galaksi berbentuk spiral adalah sebagian besar (80%) termasuk galaksi bima sakti dan Andromeda.
b.      Galaksi berbentuk elips sedikit.
c.       Galaksi berbentuk tak beraturan (3%) diantaranya galaksi Magellan.

D.    Terjadinya  Bumi dan Sistem Tata Surya
Matahari dan tata surya dilahirkan 4.6 milyar tahun yang lalu ketika kabut raksasa gas dan debu mulai mengerut karena gaya tarik. Mungkn sebuah supernova atau bintang meledak yang terletak di dekat sanalah yang pertama-tama “menendangnya” sehingga buyar. Kabut yang mengerut tersebut bergasing makin cepat lalu lambat laun membentuk piringan. Matahari muda ini mulai terbentuk dibagian pusat kabu tersebut, sementara piringan yang lebih dingin, gas dan butir-butir debu saling bertabrakan untuk membentuk awal mula planet-planet beserta bulannnya. Sebuah eposide dahsyat berakhir lebih kurang 3,8 milyar tahun yang lalu.
Sejak itu hampir semua keeping materi yang berkeliaran di sapu bersih oleh planet-planet tersebut dan sejak itu pulalah tata surya hampir tak pernah berubah lagi. Fotofera atau lapisan cahaya merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. “Dan matahari berjalan ditempat peredarannya”. Demikianlah ketetapn yang maha kuasa lagi maha mengetahui.” (QS Yaasiin [36]:38). Adapun lapisan materi tersusun dari beberapa unsur diantaranya fotofera, kromosfera, dan korona. Fotofera atau lapisan cahaya merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. Kromosfera merupakan bagian atmosfera matahari. Sedangkan, korona merupakan atmosfera matahari yang paling luar. Ketika terjadi gerhana matahari penuh kelihatan melingkar di pinggirnya. “Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzillah-manzillah, sehingga ( setelah ia sampai pada manzillah terakhir) kembalilah ia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin [36] :39-40).
Bumi memiliki bentuk yang bulat seperti planet-planet yang lain. Ketika matahari baru saja terbenam, awan dan gunug-gunung yang tinggi masih tampak terang atau pelayaran ke satu arah akan dapat kembali ke tempat semula. Demikian juga kapal yang menuju ke pantai terlihat lebih dulu puncak layarnya. Seperti kita lihat bahwa permukaan bumi ada yang daratan degan dataran tinggi menjulang (gunung) ada yang rendah dan curam (lembah) dan adapula yang datar meluas dan sebagian besar berupa laut, ada yang riyaknya ada tenang, adapaula yang geelombangnaya tinggi menggunung, bahkan laut itupun ada yang membeku. Semakin kedalam suhu bumi semakin tinggi. Misalnya kedalaman 50 km suhunya 1500 derajat celcius. Kedalaman tiga raibu kilometer suhunya 500 derajat celcius, dan pada pusat bumi suunya 7000 derajat celcius. Bumi kita juga kita berevolusi dan berotasi yang sama arahnya yaitu dari barat ke timur. Akibat rotasi bumi maka terjadilah pergantian siang malam dan adanya perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya. Sedangkan akibat evolusi bumi adalah terjadinya pergantian musim, perubahan alamnya siang dan malam dan terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan. (Baca Hadhiri, 1999:58-63).
Temuan terakhir abad ini (bukan secara teoritis) dari hasil penelitian melalui observasi astronom NASA menemukan jejak-jejak baru awal mula terbentuknya alam, yaitu kurang dari sepertriliun detik. Asaronom nasa merilis temuannya tentang ada nya rediasi gelombang microwave purba yang tercipta saat awal alam semesta. Golombang microwave ini terus bergerak yang seolah membenarkan teori inflasionernya alam semesta. Bukti baru ini ditemukan oleh salah satu satelit NASA yaitu Wikinson Microwave Anisotropi Probre (WMAP). Temuan ini menjelaskan bahwa alam semesta tiba-tiba tumbuh dari ukuran submikroskopis keukuran astronomis dalam rentang waktu kurang dari kedipan mata. Membesarnya alam semesta yang luar biasa ini terjadi kurang dari sepertriliun detik, kata fisikawan Universitas Johns Hopkins, Charles Bannett.
Kalau kita kaitkan dengan kuasa Allah, maka kejadian yang luar biasa itu dapat kita mengerti karena Allah dalam menciptakan alam ini terungkap pada firman-Nya, “…Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah….” (QS Al-Araf [7] : 54) dan “Sesungguhnya perintah-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata pada-Nya, ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (QS Yasin [36] : 82). Dapat saja alam terjadi spontan tanpa memerlukan waktu dan perencanaan antara kalimat ‘Jadilah!’ dengan wujud yang dikehendakinya. Jika kita seseorang yang beriman maka justru akan bertambah iman dengan adanya temuan NASA yang luar biasa itu tentang proses terjadinya alam semesta ini.
Dalam teori  Barat proses terbentuknya alam semesta yaitu, Mula-mula Ptolomeus, ilmuan Yunani abad ke-2 M berpendapat bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi. Teori ini disebut geosentris. Kemudian teori ini dibetulkan oleh Nicholai Copernicus astronot Polandia(1473-1543) pada tahun 1530 dengan teorinya heliosentris, bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk lingkaran. Johannes Kepler, astronom dan matematikawan Jerman(1571-1630) berpendapat bahwa orbit bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips. Pada tahun 1610, Galileo dengan bantuan teleskop membenarkan teori Copernicus yang telah diralat oleh Kepler. Pada tahun 1686, Issac Newton(1643-1727), dengan teori gravitasinya, menjelaskan bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.
1.      Immanuel Kant, 1724-1804
Pada tahun 1755, dalam bukunya Allgemeine Naturgeschicte und Theorie des Himmels nach Newtonischen Grundsatzen behandelt(sejarah umum dan teori tentang tata surya berdasarkan hukum Newton) Immanuel Kant mengatakan, jika bumi(planet-planet serta bintang) memang terjadi, maka proses-proses terjadinya selalu menurut hukum alam. Permulaan proses adalah sebagai berikut:
Di angkasa raya terdapat suatu ruangan yang berisi macam-macam gas (kabut). Gas yang besar menarik gas yang kecil sehingga terbentuklah kabut yang besar. Dalam proses tersebut terjadi benturan bola-bola gas sehingga timbullah panas. Panas ini menyebabkan perputaran kabut asal.
2.      Pierre Simon Marquis de Laplace, 1749-1827
Pada tahun 1776 seorang filsuf dan matematikawan Perancis mengutarakan teori terjadinya bumi sebagai berikut:
Di angkasa tebentuk kabut asal yang telah berputar, berpijar dan panas. Putaran kabut yang berpijar itu perlahan-lahan menjadi dingin. Semakin cepat berputar, gas tersebut semakin mendingin dan menyusut sehingga bentuknya menyerupai lingkaran. Semakin cepat putarannya, semakin mendekati ekuator karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas di bagian tengah tidak begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen. Fragmen tersebut berbentuk seperti cincin atau gelang yang bergerak mengelilingi induknya. Setelah gelangan fragmen pertama terlepas dari induknya, terlepas pula cincin fragmen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai yang ke sembilan, cincin itu semakin mendingin, menyusut, lalu membentuk planet. Semuanya mengorbit induknya. Satelit atau bulan yang mengelilingi planet-planet tersebut terjadi dengan cara yang sama .

Karena keedua teori tersebut hampir sama isinya dan timbul pada waktu yang bersamaan, kedua teori tersebut dinamakan Teori Kabut Kant-Laplace atau Hipotesis Nebula Kant-Leplace.
Namun dengan adanya perkembangan yang pesat dari ilmu Fisika modern, tampak bahwa hipotesis kabut Kant-Laplace ini memiliki banyak kelemahan.
3.      Hipotesis Planetesimal
Kira-kira 100 tahun setelah teori kabut Kant-Laplace, pada tahun 1905, Thomas C. Chamberlin (geologiwan) dan Forest R. Moulton (astronom) dari Chicago, USA mengemukakan teori baru dengan nama teori planetesimal. Yaitu pada awalnya ada matahari kemudian matahari itu didekati bintang sehingga terjadilah gaya tarik menarik dan terjadilah peledalan hebat yang menyebabkan banyak gas mencuat keluar dari atmosfir matahari. Gas yang mencuat tersebutberbeentuk seperti kabut pilin, lalu mengembun dan membeku menjadi planetesimal.
Planetesimal itu tumbuh terus, menarik bagian-bagian yang kecil sehingga terjadilah satelit atau bulan. Meteorit yang jatuh ke bumi merupakan bukti bahwa proses pertumbuhan bumi (dan juga planet-planet) terus tumbuh.
Ada juga planetesimal yang saling bertubrukan sehingga menghasilkan panas, dan menyebabkam barysfir menjadi panas dan planet pun berotasi. Adapun orbit yang mengelilingi  matahari sudah berlangsung sejak terbentuknya kabut spiral. Atmosfir bumi terbentuk ketika bumi mempunya ukuran setengah dari ukuran sekarang.
Kelemahan teori ini adalah penyebutan bahwa bumi terbentuk sangat lambat dan inti bumi akan merupakan bahan yang homogen. Padahal terdapat bukti bahwa bumi itu mengalami stadia, yaitu mendidih lebih dahulu, sebelum membeku.
 4. Hipotesis Pasang-surut Gas
Dua orang ilmuwan daari Inggris, yaitu Sir James M. Jeans (astrofisikawan) dan Harold Jeffrey (geofisikawan) pada tahun 1917 mengemukakan hipotesisnya yang disebut hipotesis pasang-surut gas. Teorinya adalah sebagai berikut:
Sekitar 2 miliar tahun yang lalu matahri didekati oleh sebuah bintang besar yang kemungkinan sebesar matahari, tetapi tidak saling bertabrakan. Karena gaya tarik-menarik, terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang panas. Bintang tersebut menjauh kemudian tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari matahari (dan tidak kembali ke matahari). Bentuknya seperti cerutu, yang ujung-ujungnya runcing. Inilah sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari yang kecil, merkurius, semakin membesar, seperti yupiter dan saturnus, kemudian mengecil lagi seperti pluto, yang merupakan planet terkecil.
Mula-mula planet tersebut mengorbit matahari dalam bentuk elips, dan semakin lama bentuk orbitnya mendekati bentuk lingkaran. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan dengan debu-debu kosmis pada waktu terjadinya tarik-menarik antara matahri dan bintang.
Planet-planet itu sejak awal telah mendingin. Proses mendinginnya berjalan lambat (untuk planet yang besar) dan jalan cepat (untuk planet yang kecil).
Pada saat orbit masih berbentuk elips dan ketika planet tersebut dekat dengan matahari, terjadilah gaya tarik menarik antara planet dan matahari. Akibatnya banyak materi yang lepas dari planet dan terjadilah satelit dari planet. Peristiwa ini proses terjadinya planet.
1.      Bumi dan Perkembangannya
Setelah bumi dan planet terlepas dari matahari, bumi masih dalam keadaan nebula. Kabuta asal ini mula-mula berbentuk berupa cahaya, bukan berbentuk materi. Kemudian cahaya itu berubah menjadi materi.
Kabut kosmos ini mula-mula merupakan kabut gelap yang temperaturnya hanya beberapa derajat diatas titik 0 mutlak. Dalam proses perubahan energi menjadi materi, timbul panas sehingga materi yang terbentuk menguap kembali. Akibatnya, terjadilah kabut gas yang bercahaya. Besar kemungkinan, proses tersebut masih berlaku pada matahari.
A.    Teori Alam Semesta  Menurut Pandangan Islam 
Penciptaan alam semesta beserta isinya memang mengandung makna yang dalam, Allah SWT sebagai  Sang Pencipta Yang menciptakan jagat raya ini tidak langsung berbentuk dan  langsung bisa ditempati, akan tetapi melalui tahapan dan jangka waktu. Bukan karena Allah tidak mampu untuk melakukannya tetapi manusia diajarkan untuk berpikir bagaimana proses terjadinya bumi dan langit, serta mengapa diantara dari ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa ditempati untuk makhluk hidup. Menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6 masa.
 “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS. Qaaf : [3]:8)
Yang dimaksud dengan enam masa dalam Al-Qur'an yaitu:
1)   2 masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan fondasi;
2)   2 masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang;
3)   2 masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati bumi.
           Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda, “Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari (bawah)nya.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35)
Hadis yang dianggap gharib (aneh) oleh ulama-ulama dahulu maupun modern mengandung fakta ilmiah yang belum ditemukan manusia kecuali pada pertengahan dekade 60-an abad  ke-20. Setelah usaha keras yang melibatkan ribuan pakar dan waktu yang cukup panjang, dibuktikanlah  pada umat manusia bahwa bumi kita ini pada awal penciptaannya penuh dengan air sampai tidak ada kawasan kering yang tampak sedikitpun.
Kemudian Allah menghendaki untuk memuntahkan dasar samudera luas dengan letusan gunung berapi hebat yang terus menerus memuntahkan lava yang menggumpal satu sama lain, membentuk rentetan pegunungan di tengah samudera belantara ini. Pegunungan ini terus meninggi dan meninggi sampai tampak ke permukaan air yang membentuk daratan pertama dalam bentuk pulau vulkanik yang mirip dengan sejumlah kepulauan vulkanik yang sekarang tersebar di seluruh samudera, misalnya kepulauan Jepang, Filipina, Indonesia, dan Hawai.
Sampai sekarang kepulauan-kepulauan vulkanik ini tetap membentuk sebagai puncak-puncak rantai pegunungan samudera. Dengan terus menerus berlangsungnya aktivitas gunung berapi, kepulauan vulkanik pertama inipun berkembang secara bertahap melalui proses pengembangan (memanjang, meluas, meningkat, bertambah, dan bertumbuh karena pergolakan gunung berapi yang berkelanjutan) sehingga terbentuklah benua induk yang dikenal dengan nama Benua Pangea.
1.      Menunggalnya alam/cosmos
              Teori ilmiah modern telah membuktikan dalam pernyataannya; bahwa bumi adalah sebagian dari gas yang panas lalu memisah dan mendingin (membeku) kemudian menjadi tempat yang patut dihuni manusia.
Tentang kebenaran teori ini mereka berargumentasi dengan adanya volcano-volcano, benda-benda berapri yang berada didalam perut bumi, dan sewaktu-waktu bumi memuntahkan lahar atau benda-benda volcano yang berapi. Teori modern ini sesuai dengan apa yang ditunjukan Al-Quran dalam firman Allah sebagai berikut “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?” (QS Al-Anbiya : 30).
Prof. Thabbarah menyatakan, “Ini adalah mukjizat Al-Quran yang dikuatkan oleh ilmu pengetahuan modern bahwa alam adalah suatu kesatuan benda yang berasal dari gas kemudian memisah menjadi kabut-kabut. Dan matahari terjadi akibat dari pecahan bagian itu.”
2.      Asal Kejadian Cosmos
Seorang ahli astronomi, Jean mengatakan bahwa alam ini pada mulanya adalah gas yang berserakan secara teratur diangkasa luas, sedangkan kabut-kabut atau kumpulan cosmos-cosmos itu tercipta dari gas-gas tersebut yang memadat. Doktor Gamu menerangkan. “Sesungguhnya alam pada mula kejadiannya itu penuh dengan gas yang terbagi-bagi secara teratur, dan dari gas itulah timbul reaksi.” Teori ini kita dapatkan penguatnya dalam Al-Quran, seandainya Al-Quran tidak memberitahukan tentang hal tersebut, tentu kita tidak akan menerima begitu saja teori ini. Allah berfirman, “Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati.” (QS Fussilat : 11)
Al-Quran menggambarkan sumber kejadian alam ini dari asap, yaitu sesuatu yang bisa dimengerti oleh orang-orang Arab. Maka apakah mungkin bagi seorang yang ummi dan sahaya itu pada abad 14 yang silam mengetahui hal ini pada waktu manusia tidak mengerti sedikitpun tentang alam dan rahasia-rahasia-Nya ini?

BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan terjawab , namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat curiosity kita. Seringkali kita mendapati suatu pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat jawaban membuat hati kita kagum, heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan bahwa betapa luar biasa kuasa Allah SWT.
Namun demikian, sebagai sebuah akhir dan penutup dari makalah ini, sedikit ada beberapa poin penting yang bisa kami jadikan simpulan. Diantaranya :
1)      Alam semesta mencakup mikrokosmos, atau benda-benda yang kecil seperti, atom, electron, partikel dan sebagainya, serta juga mencakup makro kosmos, atau benda besar seperti, bintang, bulan, matahari dan sebagainya.
2)      Tata surya terdiri dari mataharti. Planet-planet, dan berbagai benda langit seperti galaksi, komet dan asteroid.
3)      Ada 2 teori yang menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta. Yaitu, teori kedaan tetap dan teori big bang,
4)      Sedangkan teori terbentuknya tata surya ada lima.yaitu, teori nabula, planetesimal, teori pasang surut, teori awan debu dan bintang kembar
5)      Al-Qur’an  dan Al-Hadist sebagai sumber hukum dan keberagaman seorang muslim yang di dalamnya berisi tentang semua ilmu pengetahuan, juga menjelasklan tentang proses terjadinya Alam semesta
6)      Tata surya terbentuk dari awan gas hidrogen dan debu yang berputar lalu memadat dan menjadi bola dengan suhu yang panas dan bersinar lebih kurang 5 milyar tahun yang lalu. Dan juga karena gravitasi (gaya berat) awan tersebut menyusut. Akibatnya, tekanan dan suhunya bertambah tinggi.
7)      Batuan yang tertua di bumi kira-kira berumur 3,8 milyar tahun, tetapi meteorit dan batuan dari bulan ada yang berumur sampai 4,6 milyar tahun. Dalam hal ini  para geologiwan berpendapat bahwa sesungguhnya bumi juga setua itu pula, tetapi tidak ada batuan yang setua meteorit tersebut ada, mungkin karena hancur akibat proses biologis.
8)       Para astronom berpendapat bahwa planet-planet terbentuk dalam awan yang ringan (gas ringan) dan sedikit gas berat yang menjadi inti planet tersebut.
9)      Satelit (bulan) terbentuk dengan cara yang sama dan mengorbit planet (bukan mengorbit matahari). Ada perbedan pendapat mengenai asal mula bahan yang membentuk planet dan bulan,yaitu:
1. Mungkin sisa dari gas yang memadat (dari awan) membentuk matahari.
2. Sekali terbentuk, matahari menarik lebih banyak bahan dari antariksa yang memadat lalu membentuk planet dan bulan (satelit)
10)  Ada tujuh bagian dari alam semesta dan tata surya, Galaksi, matahari, bumi, planetoda dan asteroid, komet, satelit, meteor
B.     Saran
Terlepas dari itu semua. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang alam semesta akan berimpikasi pada meningkatnya intensitas keimanan sebagai akibat dari munculnya rasa syukur yang mendalam dan rasa takjub akan kebesaran Allah yang telah menciptakan alam semesta yang begitu komplek proses terjadinya. Sangat mustahil, jika alam semesta yang demikian luas dan megahnya ini tidak ada yang mengaturnya. Bergantinya bulan dan matahari, siang dan malam, musim hujan dan musim panas, tentulah ada kekuatan dahsyat yang memotori semua itu, dan itu tidak lain adalah Dia Yang Maha Esa, Maha Perkasa lagi Maha Sempurna, Maka benarlah apa yang Allah firmankan dalam kitab-Nya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring. Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata,  Ya Tuhan kami. tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD), CV Pustaka Setia Bandung 2009.
Drs. Herabudin, M.Pd., M.Si., Ilmu Alamiah Dasar , CV Pustaka Setia Bandung, 2010.
Drs. Abu Ahmadi dan Ir. A. Supatmo,  Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta Jakarta 2008.
Drs. Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, PT rajaGrafindo Persada Jakarta 2008.
Drs. Sofyan Anwar Mupdi, M.S, Islam dan Ekologi Manusia, Nuansa Cetakan Satu, Jakarta 2010.
Drs. H. Ibnu Mas’ud dan Drs. Joko paryono, Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Bandung 1998
maskufabelajarilmu.com 

You May Also Like

0 komentar