Makalah Terbentuknya Alam Semesta
MAKALAH
TEORI
PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Dosen Pengampu: Annisa
Luthfia, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 2:
1. Muhamad Ikhsan
2.
Nabilla
Oktavia Wulansari
3.
Nizar
Aulia
4. Paelani Setia
5.
Rifan
Fathurrohman S.
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
Swt., berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah “Teori
Terbentuknya Alam Semesta”. Alhamdulillaah kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun kami juga menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya.
Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada Ibu Annisa Luthfia, M.Pd. selaku
Dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan membantu kami sebagai
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak tang telah
membantu menyelesaikan makalah ini dan
bekerja sama menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok, menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca,
memberikan gambaran tentang teori terbentuknya alamm semesta menurut teori
barat dan teori Islam secara rinci dan mudah dipahami. Kemudian, kami berharap
bahwa para pembaca bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari makalah ini.
Makalah tentang teori terbentuknya alam semesta
ini diuraikan secara rinci dan jelas yang disesuaikan dengan fakta dan hasil
analisis berbagi sumber. Dalam makalah ini juga dibahas semua yang berkaitan
dengan teori kususnya teori tentang terbentuknya alam semesta.
Semoga makalah materi ini bermanfaat dan bisa
menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam makalah-makalah lainnya khususnya
bagi mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar di masa yang akan datang. Mohon kritik dan
sarannya. Terima kasih.
Penulis,
(Kelompok
2)
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
2
D. Metode
2
BAB II KAJIAN TEORITIK
3
BAB III PEMBAHASAN
A. Definisi Alam Semesta
4
B. Teori Mengenai Terbentuknya Alam Semesta
4
C. Teori mengenai Terbentuknya Galaksi
5
D. Terjadinya Bumi dan Tata Surya
6
D. Teori Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
14
B. Kritik dan Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita berada di suatu tempat yang tinggi
diluar kota, jauh dari sinar gemerlapan kota dan pada saat itu tidak ada bulan
dan langit bebas dari awan, maka akan tampak bintang-bintang. Jika kita
menggunakan teropong binokulat atau teleskop, jumlah bintang yang kita lihat
semakin banyak. Pengamatan lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli astronomi
dengan menggunakan alat-alat atau intrumen mutakhir menunjukkan bahwa dialam
semesta terdapat bintang-bintang yang beredar mengkuti suatu pusat yang berupa
suatu kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-kelompok
bintang yang sangat dekatsatu sama lain (cluster) dan juga dikelilingi oleh
gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan
tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu termasuk matahari kita, yang
selanjutnya disebut galaksi. Galaksi itu ternyata tidak satu, tetapi
beribu-ribu jumlahnya. Galaksi dimana bumi kita berinduk di galaksi Milky Way
atau Bima Sakti.
Di antara gambaran alam secara sederhana, Allah
berfirman, “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap dan dia menurukan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rejeki untukmu, karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”(QS
Al-Baqarah [2]:22. Di surat lainnya Allah berfirman, “Allahlah yang menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa,kemudian dia
bersemayam diatas arasy.”… (QS as-Sajdah [32]:4). “Segala puji bagi Tuhan
Semesta Alam.” (Al-fatihah[1]:2).
B.
Rumusan Masalah
Simpulan masalah yang akan kami bahas adalah :
1)
Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
2)
Bagaimana proses pembentukkan Alam Semesta?
3)
Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya?
4)
Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya dan
Bumi menurut Ilmu Islam?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
:
1)
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu
Alamiah Dasar;
2)
Mengetahui definisi dan unsur-unsur Alam
Semesta;
3)
Mengetahui proses pembentukkan Alam Semesta;
4)
Mengetahui proses pembentukkan Tata Surya;
5)
Mengetahui proses pembentukkan Bumi;
6)
Mengetahui proses pembentukkan Tata Surya dan
Bumi menurut Ilmu Islam.
D.
Metode
Penyusunan Laporan
Dalam metode pengumpulan data yaitu dengan
membaca analisis dari buku sumber yang relevan, dan internet sebagai bahan
perbandingan dan tambahan.
BAB II
KAJIAN
TEORITIK
Bumi
yang saat ini kita tempati dengan segala isinya yang senantiasa kita nikmati,
tentunya tidak terjadi begitu saja, tidak ada dengan sendirinya tanpa ada hal
besar yang melatarbelakangi keberadaannya. Pasalnya, jika kita menilik pada
ayat Al-Qur’an di atas, jelas Allah mengatakan bahwa pada mulanya bumi dan
langit adalah satu kesatuan yang tidak terpisah seperti saat ini. Tetapi
kemudian Allah menjadikannya dua bagian yang terpisah seperti halnya yang kita
lihat saat ini.
Inilah
yang kemudian menjadi dasar ketertarikan para ilmuwan dan peneliti untuk
menelusuri lebih mendalam tentang proses peralihan bumi yang mulanya, menyatu
dengan langit, kemudian terpisah. Berbagai teori kemudian muncul sebagai akibat
dari adanya penelitian ilmiah terkait hal itu. Ada George Lemaitre sebagai
motor dari teori letusan hebat (Big Bang), juga ada Astronomi Inggris Fred
Hoyle yang memotori teori keadaan
tetap. Yang kesemuanya memiliki perbedaan yang sangat prinsip sehingga
berimplikasi pada saling menjatuhkan antar satu dengan lainnya.
Sebagai
mahasiswa, rasa ingin tahu lebih dalam menterkait hal ini tentulah menjadi
sesutu yang sangat prioritas. Pasalnya, mahasiswa sebagai insan berpendidikan,
akademisi yang terdidik dan figure yang telah memiliki tempat tersendiri di
kalangan masyarakat dituntut untuk bisa memenuhi permintaan masyarakat yang cenderung
bertanya-tanya perihal kejadian alam semesta yang sarat akan misteri. Sangat
menggelitik rasanya, jika kita sebagai bagian dari civitas akademika yang
dikenal sebagai insan mahir dalam dunia keilmuan dan pengetahuan kemudian tidak
cakap dan tanggap dalam rangka menjawab kebutuhan yang ada di masyarakat.
Nah, atas dasar itulah, maka perkenankan kami
untuk mengupas lebih mendalam terkait alam semesta dan tata surya yang kami
rangkum dalam makalah ini.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Alam Semesta
Alam semesta atau jagat raya sudah berusia
sekitar 25 biliun tahun dan masih terus berlangsung beberapa billion lagi. Alam
kita dihiasi oleh beberapa galaksi yang jumlahnya milyaran antara lain galaksi
Bima Sakti yang memiliki 100.000.000.000 bintang dan salah satu diantaranya
ialah matahari. Galaksi ini berbentuk cakram atau kue cucur, dan bagian
tengahnya yang tebal terdapat 80 milyar bintang yang 20 milyar lainnya berada
di tepi termasuk letak matahari kita. Diameter galaksi Bima Sakti 100 ribu
tahun cahaya, sedangkan tebal bagian tengahnya kira-kira 10 ribu tahun cahaya.
Adapun galaksi lainnya adalah galaksi Magellan (kurang lebih 150 ribu tahun
cahaya dari galaksi Bima Sakti), dan galaksi Andromeda lebih jauh dari galaksi
Magellan (2 juta tahun cahaya). Kecepatan cahaya adalah kecepatan maksimal yang
dapat dilampaui oleh materi (300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 = 9.460.800.000.000
km. bintang yang terdekat dari bumi adalah binta Alpha Centauri, 4 tahun
cahaya. Matahari kita bukanlah bintang yang terbesar karena masih ada bintang
lain yang besarnya kurang lebih 27.000.000 kali besar matahari. Didalam tata
surya, matahari adalah pusat orbit planet-planet yang meliputi Merkurisu,Venus,
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto (Meskipun yang terakhir
ini, Pluto, sudah mulai di eliminasi dari kelompok planet).
Galaksi tempat bumi kita ini adalah galaksi
Bima Sakti. “Galaksi Bima Sakti berbentuk kabut gas hydrogen yang panas sekali
sehingga bentuknya bulat-bulat bertambah berat. Akibatnya ia mengadakan
kontraksi dan massa bagian luar yang tertinggal. Dari bagian kabut yang
mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang yang lambat laun
juga mengadakan kontraksi pada kontraksi ini bintang-bintang memancarkan
potensial berupa energy kalor sehingga suhu turun. Setelah ribuan tahun
bintang-bintang itu ada yang bentuknya hampir tetap seperti mathari kita.”
B.
Teori
Mengenai Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta terjadi pada tahun yang lampau
bersamaan dengan berbagai letusan besar. Teori terjadinya alam semesta adalah
sebaagai berikut:
1.
Teori dentuman atau teori ledakan.
Mengatakan bahwa adanya suatu massa dan berat jenis yang sangat besar, meledak
dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti. Massa yang meledak itu kemudian
berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk
kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif kecil dari massa semula.
Kelompok inilah yang kita kenal sebagai Galaksi. Kelompok galaksi ini terus
bergerak menjauhi titik intinya.
Teori
ini tampaknya sesuai dengan firman Allah
pada surat Al-Anbiyaa Ayat 30. Yang artinya: “Dan tidaklah
orang-orang kafir itu melihat bahwa sesungguhnya langit dan bumi (dahulunya)
adalah sebuah massa, lalu kami pisahkan keduanya dan kami jadikan dari
air,tiap-tiap sesuatu yang hidup, maka apakah mereka itu tidak mau percaya.”
Ayat ini
menunjukkan bahwa alam semesta terdiri dari galaksi, tata surya, nebula,
cluster, dan benda-benda langit lainnya berasal dari sekepal (satu massa)
dengan kuasa Allah SWT. Timbullah gaya endogen yang sangat besar dan mampu
meledakkan massa itu, lalu lemparkannya ke segala arah
2.
Teori ekspansi dan kontraksi. Teori
ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu masa ekspansi dan
masa kontrasi. Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi,
terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut di dukung
oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnnya
membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, terjadi
galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang
terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel tersebut berasal
dari paralel yang ada pada zaman dahulu kala.
C.
Teori
Terbentuknya Galaksi
Menurut Flower (1957) + 12.500 juta tahun yang
lalu Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan
juta dan terdapat di alam semesta. Menurut Fowler, kira-kira 12 ribu juta tahun
yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti
galaksi pada yang ada saat ini. Pada saat ini, galaksi masih merupakan kabut
gas hidrogen yang sangat besar. Kabutgas hidrogen tersebut bergerak
perlahan-lahan dan berputar pada porosnya, sehingga seolah-olah berbentuk bulat
karena gaya beratnya. Kabut gas hidrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian
luar dari kabut gas hidrogen tersebut banyak yang tertinggal. Gumpalan kabut hidrogen
yang sudah menjadi bintang juga melakukan kontraksi secara perlahan. Menurut
macamnya, galaksi dibedakan menjadi 3 macam:
Hal ini diyakini karena sampai sekarang hasil
observasi terhadap galaksi bima sakti selalu ditemukan bintang baru.
Bentuk-bentuk
galaksi menurut pengamatan ada tiga :
a.
Galaksi berbentuk spiral adalah sebagian besar
(80%) termasuk galaksi bima sakti dan Andromeda.
b.
Galaksi berbentuk elips sedikit.
c.
Galaksi berbentuk tak beraturan (3%)
diantaranya galaksi Magellan.
D. Terjadinya Bumi dan Sistem Tata Surya
Matahari dan tata surya dilahirkan 4.6 milyar
tahun yang lalu ketika kabut raksasa gas dan debu mulai mengerut karena gaya
tarik. Mungkn sebuah supernova atau bintang meledak yang terletak di dekat
sanalah yang pertama-tama “menendangnya” sehingga buyar. Kabut yang mengerut
tersebut bergasing makin cepat lalu lambat laun membentuk piringan. Matahari
muda ini mulai terbentuk dibagian pusat kabu tersebut, sementara piringan yang
lebih dingin, gas dan butir-butir debu saling bertabrakan untuk membentuk awal
mula planet-planet beserta bulannnya. Sebuah eposide dahsyat berakhir lebih
kurang 3,8 milyar tahun yang lalu.
Sejak itu hampir semua keeping materi yang
berkeliaran di sapu bersih oleh planet-planet tersebut dan sejak itu pulalah
tata surya hampir tak pernah berubah lagi. Fotofera atau lapisan cahaya
merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. “Dan matahari berjalan
ditempat peredarannya”. Demikianlah ketetapn yang maha kuasa lagi maha
mengetahui.” (QS Yaasiin [36]:38). Adapun lapisan materi tersusun dari
beberapa unsur diantaranya fotofera, kromosfera, dan korona. Fotofera atau
lapisan cahaya merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. Kromosfera
merupakan bagian atmosfera matahari. Sedangkan, korona merupakan atmosfera matahari
yang paling luar. Ketika terjadi gerhana matahari penuh kelihatan melingkar di
pinggirnya. “Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzillah-manzillah,
sehingga ( setelah ia sampai pada manzillah terakhir) kembalilah ia sebagai
bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan
malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.” (QS Yaasiin [36] :39-40).
Bumi memiliki bentuk yang bulat seperti
planet-planet yang lain. Ketika matahari baru saja terbenam, awan dan
gunug-gunung yang tinggi masih tampak terang atau pelayaran ke satu arah akan
dapat kembali ke tempat semula. Demikian juga kapal yang menuju ke pantai
terlihat lebih dulu puncak layarnya. Seperti kita lihat bahwa permukaan bumi
ada yang daratan degan dataran tinggi menjulang (gunung) ada yang rendah dan
curam (lembah) dan adapula yang datar meluas dan sebagian besar berupa laut,
ada yang riyaknya ada tenang, adapaula yang geelombangnaya tinggi menggunung,
bahkan laut itupun ada yang membeku. Semakin kedalam suhu bumi semakin tinggi.
Misalnya kedalaman 50 km suhunya 1500 derajat celcius. Kedalaman tiga raibu
kilometer suhunya 500 derajat celcius, dan pada pusat bumi suunya 7000 derajat
celcius. Bumi kita juga kita berevolusi dan berotasi yang sama arahnya yaitu
dari barat ke timur. Akibat rotasi bumi maka terjadilah pergantian siang malam
dan adanya perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Sedangkan akibat evolusi bumi adalah terjadinya pergantian musim, perubahan
alamnya siang dan malam dan terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke
bulan. (Baca Hadhiri, 1999:58-63).
Temuan terakhir abad ini (bukan secara
teoritis) dari hasil penelitian melalui observasi astronom NASA menemukan
jejak-jejak baru awal mula terbentuknya alam, yaitu kurang dari sepertriliun
detik. Asaronom nasa merilis temuannya tentang ada nya rediasi gelombang microwave
purba yang tercipta saat awal alam semesta. Golombang microwave ini
terus bergerak yang seolah membenarkan teori inflasionernya alam semesta. Bukti
baru ini ditemukan oleh salah satu satelit NASA yaitu Wikinson Microwave
Anisotropi Probre (WMAP). Temuan ini menjelaskan bahwa alam semesta tiba-tiba
tumbuh dari ukuran submikroskopis keukuran astronomis dalam rentang waktu kurang
dari kedipan mata. Membesarnya alam semesta yang luar biasa ini terjadi kurang
dari sepertriliun detik, kata fisikawan Universitas Johns Hopkins, Charles
Bannett.
Kalau kita kaitkan dengan kuasa Allah, maka
kejadian yang luar biasa itu dapat kita mengerti karena Allah dalam menciptakan
alam ini terungkap pada firman-Nya, “…Ingatlah menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah….” (QS Al-Araf [7] : 54) dan “Sesungguhnya perintah-Nya
apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata pada-Nya, ‘Jadilah!’ maka
terjadilah ia.” (QS Yasin [36] : 82). Dapat saja alam terjadi spontan tanpa
memerlukan waktu dan perencanaan antara kalimat ‘Jadilah!’ dengan wujud yang
dikehendakinya. Jika kita seseorang yang beriman maka justru akan bertambah
iman dengan adanya temuan NASA yang luar biasa itu tentang proses terjadinya
alam semesta ini.
Dalam teori
Barat proses terbentuknya alam semesta yaitu, Mula-mula Ptolomeus,
ilmuan Yunani abad ke-2 M berpendapat bahwa semua benda di angkasa bergerak
mengelilingi bumi. Teori ini disebut geosentris. Kemudian teori ini dibetulkan
oleh Nicholai Copernicus astronot Polandia(1473-1543) pada tahun 1530 dengan
teorinya heliosentris, bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilingi
matahari, dengan orbit yang berbentuk lingkaran. Johannes Kepler, astronom dan
matematikawan Jerman(1571-1630) berpendapat bahwa orbit bumi dalam mengelilingi
matahari berbentuk elips. Pada tahun 1610, Galileo dengan bantuan teleskop
membenarkan teori Copernicus yang telah diralat oleh Kepler. Pada tahun 1686, Issac
Newton(1643-1727), dengan teori gravitasinya, menjelaskan bahwa bumi dan
planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.
1. Immanuel
Kant, 1724-1804
Pada tahun 1755, dalam bukunya Allgemeine
Naturgeschicte und Theorie des Himmels nach Newtonischen Grundsatzen
behandelt(sejarah umum dan teori tentang tata surya berdasarkan hukum Newton)
Immanuel Kant mengatakan, jika bumi(planet-planet serta bintang) memang
terjadi, maka proses-proses terjadinya selalu menurut hukum alam. Permulaan
proses adalah sebagai berikut:
Di angkasa raya terdapat suatu ruangan yang
berisi macam-macam gas (kabut). Gas yang besar menarik gas yang kecil sehingga
terbentuklah kabut yang besar. Dalam proses tersebut terjadi benturan bola-bola
gas sehingga timbullah panas. Panas ini menyebabkan perputaran kabut asal.
2. Pierre
Simon Marquis de Laplace, 1749-1827
Pada tahun 1776 seorang filsuf dan
matematikawan Perancis mengutarakan teori terjadinya bumi sebagai berikut:
Di angkasa tebentuk kabut asal yang telah
berputar, berpijar dan panas. Putaran kabut yang berpijar itu perlahan-lahan
menjadi dingin. Semakin cepat berputar, gas tersebut semakin mendingin dan
menyusut sehingga bentuknya menyerupai lingkaran. Semakin cepat putarannya,
semakin mendekati ekuator karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas di bagian
tengah tidak begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen. Fragmen tersebut
berbentuk seperti cincin atau gelang yang bergerak mengelilingi induknya.
Setelah gelangan fragmen pertama terlepas dari induknya, terlepas pula cincin
fragmen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai yang ke sembilan, cincin itu
semakin mendingin, menyusut, lalu membentuk planet. Semuanya mengorbit
induknya. Satelit atau bulan yang mengelilingi planet-planet tersebut terjadi
dengan cara yang sama .
Karena keedua teori tersebut hampir sama isinya
dan timbul pada waktu yang bersamaan, kedua teori tersebut dinamakan Teori
Kabut Kant-Laplace atau Hipotesis Nebula Kant-Leplace.
Namun dengan adanya perkembangan yang pesat
dari ilmu Fisika modern, tampak bahwa hipotesis kabut Kant-Laplace ini memiliki
banyak kelemahan.
3. Hipotesis
Planetesimal
Kira-kira 100 tahun setelah teori kabut
Kant-Laplace, pada tahun 1905, Thomas C. Chamberlin (geologiwan) dan Forest R.
Moulton (astronom) dari Chicago, USA mengemukakan teori baru dengan nama teori
planetesimal. Yaitu pada awalnya ada matahari kemudian matahari itu didekati
bintang sehingga terjadilah gaya tarik menarik dan terjadilah peledalan hebat
yang menyebabkan banyak gas mencuat keluar dari atmosfir matahari. Gas yang
mencuat tersebutberbeentuk seperti kabut pilin, lalu mengembun dan membeku
menjadi planetesimal.
Planetesimal itu tumbuh terus, menarik
bagian-bagian yang kecil sehingga terjadilah satelit atau bulan. Meteorit yang
jatuh ke bumi merupakan bukti bahwa proses pertumbuhan bumi (dan juga
planet-planet) terus tumbuh.
Ada juga planetesimal yang saling bertubrukan
sehingga menghasilkan panas, dan menyebabkam barysfir menjadi panas dan planet pun berotasi. Adapun orbit yang
mengelilingi matahari sudah berlangsung
sejak terbentuknya kabut spiral. Atmosfir bumi terbentuk ketika bumi mempunya
ukuran setengah dari ukuran sekarang.
Kelemahan teori ini adalah penyebutan bahwa
bumi terbentuk sangat lambat dan inti bumi akan merupakan bahan yang homogen.
Padahal terdapat bukti bahwa bumi itu mengalami stadia, yaitu mendidih lebih dahulu, sebelum membeku.
4.
Hipotesis Pasang-surut Gas
Dua orang ilmuwan daari Inggris, yaitu Sir
James M. Jeans (astrofisikawan) dan Harold Jeffrey (geofisikawan) pada tahun
1917 mengemukakan hipotesisnya yang disebut hipotesis
pasang-surut gas. Teorinya adalah sebagai berikut:
Sekitar 2 miliar tahun yang lalu matahri
didekati oleh sebuah bintang besar yang kemungkinan sebesar matahari, tetapi
tidak saling bertabrakan. Karena gaya tarik-menarik, terjadilah tonjolan lidah
api yang berpijar dan merupakan gas yang panas. Bintang tersebut menjauh
kemudian tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari
matahari (dan tidak kembali ke matahari). Bentuknya seperti cerutu, yang
ujung-ujungnya runcing. Inilah sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari yang
kecil, merkurius, semakin membesar, seperti yupiter dan saturnus, kemudian
mengecil lagi seperti pluto, yang merupakan planet terkecil.
Mula-mula planet tersebut mengorbit matahari
dalam bentuk elips, dan semakin lama bentuk orbitnya mendekati bentuk
lingkaran. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan dengan debu-debu kosmis pada
waktu terjadinya tarik-menarik antara matahri dan bintang.
Planet-planet itu sejak awal telah mendingin.
Proses mendinginnya berjalan lambat (untuk planet yang besar) dan jalan cepat
(untuk planet yang kecil).
Pada saat orbit masih berbentuk elips dan
ketika planet tersebut dekat dengan matahari, terjadilah gaya tarik menarik
antara planet dan matahari. Akibatnya banyak materi yang lepas dari planet dan
terjadilah satelit dari planet. Peristiwa ini proses terjadinya planet.
1. Bumi dan
Perkembangannya
Setelah bumi dan planet terlepas dari matahari,
bumi masih dalam keadaan nebula. Kabuta asal ini mula-mula berbentuk berupa
cahaya, bukan berbentuk materi. Kemudian cahaya itu berubah menjadi materi.
Kabut kosmos ini mula-mula merupakan kabut
gelap yang temperaturnya hanya beberapa derajat diatas titik 0 mutlak. Dalam
proses perubahan energi menjadi materi, timbul panas sehingga materi yang
terbentuk menguap kembali. Akibatnya, terjadilah kabut gas yang bercahaya.
Besar kemungkinan, proses tersebut masih berlaku pada matahari.
A.
Teori
Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
Penciptaan alam semesta beserta isinya memang
mengandung makna yang dalam, Allah SWT sebagai Sang Pencipta Yang
menciptakan jagat raya ini tidak langsung berbentuk dan langsung bisa
ditempati, akan tetapi melalui tahapan dan jangka waktu. Bukan karena Allah
tidak mampu untuk melakukannya tetapi manusia diajarkan untuk berpikir
bagaimana proses terjadinya bumi dan langit, serta mengapa diantara dari
ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa ditempati untuk makhluk hidup.
Menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang menjelaskan bahwa
penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6 masa.
“Dan
sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS.
Qaaf : [3]:8)
Yang
dimaksud dengan enam masa dalam Al-Qur'an yaitu:
1)
2 masa
pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan fondasi;
2)
2 masa
berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang;
3)
2 masa
terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati bumi.
Diriwayatkan dari
Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda, “Dahulu
Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari
(bawah)nya.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35)
Hadis
yang dianggap gharib (aneh) oleh
ulama-ulama dahulu maupun modern mengandung fakta ilmiah yang belum ditemukan
manusia kecuali pada pertengahan dekade 60-an abad ke-20. Setelah usaha
keras yang melibatkan ribuan pakar dan waktu yang cukup panjang, dibuktikanlah
pada umat manusia bahwa bumi kita ini pada awal penciptaannya penuh
dengan air sampai tidak ada kawasan kering yang tampak sedikitpun.
Kemudian
Allah menghendaki untuk memuntahkan dasar samudera luas dengan letusan gunung
berapi hebat yang terus menerus memuntahkan lava yang menggumpal satu sama
lain, membentuk rentetan pegunungan di tengah samudera belantara ini.
Pegunungan ini terus meninggi dan meninggi sampai tampak ke permukaan air yang
membentuk daratan pertama dalam bentuk pulau vulkanik yang mirip dengan
sejumlah kepulauan vulkanik yang sekarang tersebar di seluruh samudera,
misalnya kepulauan Jepang, Filipina, Indonesia, dan Hawai.
Sampai
sekarang kepulauan-kepulauan vulkanik ini tetap membentuk sebagai puncak-puncak
rantai pegunungan samudera. Dengan terus menerus berlangsungnya aktivitas
gunung berapi, kepulauan vulkanik pertama inipun berkembang secara bertahap
melalui proses pengembangan (memanjang, meluas, meningkat, bertambah, dan
bertumbuh karena pergolakan gunung berapi yang berkelanjutan) sehingga
terbentuklah benua induk yang dikenal dengan nama Benua Pangea.
1.
Menunggalnya alam/cosmos
Teori
ilmiah modern telah membuktikan dalam pernyataannya; bahwa bumi adalah sebagian
dari gas yang panas lalu memisah dan mendingin (membeku) kemudian menjadi
tempat yang patut dihuni manusia.
Tentang kebenaran teori ini mereka
berargumentasi dengan adanya volcano-volcano, benda-benda berapri yang berada
didalam perut bumi, dan sewaktu-waktu bumi memuntahkan lahar atau benda-benda
volcano yang berapi. Teori modern ini sesuai dengan apa yang ditunjukan
Al-Quran dalam firman Allah sebagai berikut “Dan apakah orang-orang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?” (QS Al-Anbiya
: 30).
Prof. Thabbarah menyatakan, “Ini adalah
mukjizat Al-Quran yang dikuatkan oleh ilmu pengetahuan modern bahwa alam adalah
suatu kesatuan benda yang berasal dari gas kemudian memisah menjadi
kabut-kabut. Dan matahari terjadi akibat dari pecahan bagian itu.”
2.
Asal Kejadian Cosmos
Seorang ahli astronomi, Jean mengatakan bahwa
alam ini pada mulanya adalah gas yang berserakan secara teratur diangkasa luas,
sedangkan kabut-kabut atau kumpulan cosmos-cosmos itu tercipta dari gas-gas
tersebut yang memadat. Doktor Gamu menerangkan. “Sesungguhnya alam pada mula
kejadiannya itu penuh dengan gas yang terbagi-bagi secara teratur, dan dari gas
itulah timbul reaksi.” Teori ini kita dapatkan penguatnya dalam Al-Quran,
seandainya Al-Quran tidak memberitahukan tentang hal tersebut, tentu kita tidak
akan menerima begitu saja teori ini. Allah berfirman, “Kemudian dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka
hati.” (QS Fussilat : 11)
Al-Quran menggambarkan sumber kejadian alam ini
dari asap, yaitu sesuatu yang bisa dimengerti oleh orang-orang Arab. Maka
apakah mungkin bagi seorang yang ummi dan sahaya itu pada abad 14 yang silam
mengetahui hal ini pada waktu manusia tidak mengerti sedikitpun tentang alam
dan rahasia-rahasia-Nya ini?
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampai
sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa depan
alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan
terjawab , namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah
yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan
pernah puas karena sifat curiosity kita. Seringkali kita mendapati suatu
pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat jawaban membuat hati kita kagum,
heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan bahwa betapa luar biasa
kuasa Allah
SWT.
Namun
demikian, sebagai sebuah akhir dan penutup dari makalah ini, sedikit ada
beberapa poin penting yang bisa kami jadikan simpulan. Diantaranya :
1) Alam
semesta mencakup mikrokosmos, atau benda-benda yang kecil seperti, atom,
electron, partikel dan sebagainya, serta juga mencakup makro kosmos, atau benda
besar seperti, bintang, bulan, matahari dan sebagainya.
2) Tata surya terdiri dari mataharti.
Planet-planet, dan berbagai benda langit seperti galaksi, komet dan asteroid.
3) Ada 2 teori yang menjelaskan asal
mula terbentuknya alam semesta. Yaitu, teori kedaan tetap dan teori big bang,
4) Sedangkan teori terbentuknya tata
surya ada lima.yaitu, teori nabula, planetesimal, teori pasang surut, teori
awan debu dan bintang kembar
5) Al-Qur’an dan Al-Hadist
sebagai sumber hukum dan keberagaman seorang muslim yang di dalamnya berisi
tentang semua ilmu pengetahuan, juga menjelasklan tentang proses terjadinya
Alam semesta
6) Tata surya terbentuk dari awan gas
hidrogen dan debu yang berputar lalu memadat dan menjadi bola dengan suhu yang
panas dan bersinar lebih kurang 5 milyar tahun yang lalu. Dan juga karena
gravitasi (gaya berat) awan tersebut menyusut. Akibatnya, tekanan dan suhunya
bertambah tinggi.
7)
Batuan
yang tertua di bumi kira-kira berumur 3,8 milyar tahun, tetapi meteorit dan
batuan dari bulan ada yang berumur sampai 4,6 milyar tahun. Dalam hal ini para geologiwan berpendapat bahwa
sesungguhnya bumi juga setua itu pula, tetapi tidak ada batuan yang setua
meteorit tersebut ada, mungkin karena hancur akibat proses biologis.
8)
Para astronom berpendapat bahwa planet-planet
terbentuk dalam awan yang ringan (gas ringan) dan sedikit gas berat yang
menjadi inti planet tersebut.
9)
Satelit
(bulan) terbentuk dengan cara yang sama dan mengorbit planet (bukan mengorbit
matahari). Ada perbedan pendapat mengenai asal mula bahan yang membentuk planet
dan bulan,yaitu:
1. Mungkin sisa dari gas yang memadat
(dari awan) membentuk matahari.
2. Sekali terbentuk, matahari menarik
lebih banyak bahan dari antariksa yang memadat lalu membentuk planet dan bulan
(satelit)
10) Ada tujuh bagian dari alam semesta
dan tata surya, Galaksi, matahari, bumi, planetoda dan asteroid, komet,
satelit, meteor
B.
Saran
Terlepas
dari itu semua. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang alam semesta akan
berimpikasi pada meningkatnya intensitas keimanan sebagai akibat dari munculnya
rasa syukur yang mendalam dan rasa takjub akan kebesaran Allah yang telah
menciptakan alam semesta yang begitu komplek proses terjadinya. Sangat
mustahil, jika alam semesta yang demikian luas dan megahnya ini tidak ada yang
mengaturnya. Bergantinya bulan dan matahari, siang dan malam, musim hujan dan
musim panas, tentulah ada kekuatan dahsyat yang memotori semua itu, dan itu
tidak lain adalah Dia Yang Maha Esa, Maha Perkasa lagi Maha Sempurna, Maka
benarlah apa yang Allah firmankan dalam kitab-Nya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk dan berbaring. Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi seraya berkata, Ya Tuhan kami. tidaklah Engkau menciptakan semua
ini sia-sia. Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, Ilmu
Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD), CV Pustaka
Setia Bandung 2009.
Drs. Herabudin, M.Pd., M.Si., Ilmu Alamiah
Dasar , CV Pustaka Setia Bandung, 2010.
Drs. Abu Ahmadi dan Ir. A. Supatmo, Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta Jakarta
2008.
Drs. Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, PT
rajaGrafindo Persada Jakarta 2008.
Drs. Sofyan Anwar Mupdi, M.S,
Islam dan Ekologi Manusia, Nuansa Cetakan Satu, Jakarta 2010.
Drs. H. Ibnu Mas’ud dan Drs.
Joko paryono, Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Bandung 1998
maskufabelajarilmu.com
0 komentar